ROTE NDAO,Harnasnews.Com – Sejumlah akun palsu dan juga pemberitaan terkait isu yang menyesatkan (hoax) yang mengarah pada aksi provokasi yang tersiar di sosial. Akibatnya, publik pun dibuat resah dengan munculnya akun yan diduga sengaja dilakukan untuk memperkeruh suasana jleng Pilgub Nusa Tenggara Barat (NTT) dan Pilkada Rote Ndao.
“Untuk itu kami berharap aparat penegak hukum dalam.hal ini Tim Ciber Polres maupun Polda segera bertindak tegas agar dapat di cegah sedini mungkin, Sebab jika di biarkan maka akan membawa dampak buruk dan bukan saja menciderai pesta demokrasi namun adanya saling tuding antara sesama tim sukses yang akan mengarah pada sisi anarkis antar sesama pendukung para Paslon Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Rote Ndao,” demikian ungkap Ketua DPD Partai Perindo Kabupaten Rote Ndao, Arkhimes Molle, Jumat, (16/3) malam.
Pihaknya berharap agar aparat kepolisian secepatnya menindak tegas para akun akun palsu. Dirinya mencontohkan adanya akun medsos yang menamakan dirinya Grup Arak (Anak Rote Anti Korupsi) yang dinilainya sudah sangat tidak etis dalam melakukan komunikasi di medsos.
“Kami berharap Pihak Polres Rote Ndao ataupun Polda NTT dapat secepat mungkin menghentikan pelaku- pelaku seperti itu. Terutama tim yang merupakan konseptor atau pelaku utama kelompok yang seringkali mendengungkan status staus bernada Provokasi. Apalagi akun akun yang seringkali memposting Dokumen Rahasia Negara ini sama saja dengan mengadudomba. Akibatnya mulai saling tuding antara sesama pendukung,” jelasnya.
Untuk itu, ia mendesak Polres Rote Ndao dapat segera mencegah sedini mungkin sebelum adanya gesekan antar pendukung. Mengingat isu yang diunggah melalui status dan beberapa postingan tersebut sudah sangat meresahkan masyarakat.
Menurut Molle, dalam mengungkap kasus ini perlu peran semua elemen terkait untuk bisa bersinergi. Baik itu Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Siber, agar bekerja lebih intensif
Selain itu, politikus Partai Perindo itu meminta Polres Rote Ndao, untuk bisa menelusuri dan mengungkap pihak lain yang membiayai ataupun mengorder kelompok ini untuk menyebarkan hoaks. “Plus mengidentifikasi kemungkinan adanya kelompok penyebar hoaks lain yang beraksi di media sosial,” katanya.
“Saya mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dengan berita isu ujaran kebencian, maupun isu apapun yang dapat memecah belah kita dan juga dapat secara bijak dalam bermedia sosial,” ujarnya. ( Dance)