SUMBAWA,Harnasnews.com – Pembangunan Bendungan Beringin Sila menelan anggaran yang cukup besar. Karena itu, pembangunannya dilaksanakan menggunakan dana dari pusat, bukan menggunakan APBD Sumbawa.
Kepala BWS NT I, Asdin Juliady mengutarakan, jika pembangunan Bendungan Beringin Sila (BBS red), tidak bisa dipaksakan menggunakan APBD. Sebab, pembangunannya menelan dana yang cukup besar.
“Apabila dilaksanakan menggunakan APBD, maka pemda tidak bisa menggaji pegawai dan melakukan pembangunan lain,” ujar Asdin Julyadi saat ditemui wartawan usai peringatan HUT Kabupaten Sumbawa ke-60.
Asdin menjelaskan, pembangunan Bendungan Beringin Sila menelan anggaran Rp 1,7 triliun. Sementara APBD Sumbawa tidak sampai Rp 1 triliun. Karena itu, pembangunannya menggunakan dana dari pusat,”jelasnya.
Ditambahkan Asdin, Adanya kritik terhadapnya dirinya terkait pembangunan Bendungan Beringin Sila ini tetap diterima. Karena, jika tidak ada kritikan, akan membuat orang menjadi terlena.
“Kami juga tidak akan mengalami kemajuan dan tidak menjadi dewasa. Hanya saja, jangan sampai menyentuh pribadi,”tegasnya.
Ketika ditanya apa tanggapannya Adanya laporan terkait kinerja BWS ke KPK juga tidak dipersoalkan?
Asdin menjawab Karena, masyarakat melaporkan apa yang mereka lihat. Dia juga tidak melarang masyarakat untuk melapor.
“Saya tidak pernah melarang masyarakat untuk melapor. Itu haknya mereka. Kalau saya larang, berarti ada sesuatu,” terangnya.
Sambungnya, aparat penegak hukum juga akan melihat langsung ke lapangan. Masyarakat yang melapor juga jangan hanya membawa data yang tidak lengkap. Sebab, laporan tersebut harus disertai dengan data yang valid.
Sehari sebelumnya (senin 21/1/2019) Stab Ahli Kemen-PUPR, Gubernur NTB, Kepala BWS, Bupati dan pejabat daerah lainnya meletakan batu pertama pertanda dimulainya pembangunan Bendungan Beringin Sila (BBS).
Kepala BWS NT I-Asdin Julaidin, menyebutkan dalam sambutannya pada Groundbreaking tersebut bahwa memulai pekerjaan ini cukup banyak cerita, pada awalnya melihat desain proyek Bendungan Beringin Sila ternyata ada di Utan Sumbawa. Maka rasa kedaerahan saya timbul untuk harus dibangun.
Asdin mengaku bahwa ada pihak yang mengatakan bahwa Beringin Sila sulit dibangun, disebutkan bahwa di daerah hulunya akan ada potensi longsoran.
Setelah dipelajari kata dia, apabila bisa menjaga kelestarian hutan di hulunya maka tidak akan terjadi longsor.
“Maka saya memohon kepada masyarakat Utan agar menjaga supaya bisa eksis sampai 100 tahun ke depan. Satu-satunya jalan yakni menjaga hutan di hulu. Kalau terjaga maka bendungan ini akan tetap eksis,” sebut Asdin.
Tidak hanya itu, dia pun meminta bantuan Pemda Sumbawa agar dalam proses pengerjaan bendungan tidak ada gangguan seperti demo, penghadangan kendaraan atau sejenisnya oleh oknum masyarakat.
“Kendala membangun Bendungan di mana pun, hampir tiap hari didemo, dihadang, diberhentikan sehingga tidak bisa bekerja. Maka kami minta Pemda agar membantu, jangan sampai hal yang kecil menghambat kegiatan pembangunan,” kata Asdin.
Hal senada juga disampaikan Bupati Sumbawa, Husni Djibril, mengungkapkan bahwa niat dan tekadny membangun bendungan ini sejak menjadi anggota DPRD sejak 1992 sampai berakhir masa jabatan selama 5 periode.
“Mimpi ini selalu saya bicarakan. Bahkan sejak kakek saya meminta bendungan ini tapi tidak dapat diwujudkan. Beringan Sila tidak pernah dilirik karena ada kendala teknis oleh Instansi terkait di pusat,” ujar Husni.
Bupati meminta kepada seluruh masyarakat Sumbawa dan masyarakat Utan agar menjaga pembangunan bendungan ini.
“Tamu yang datang adalah sahabat kita. Mohon untuk kita jaga bersama. Jangan sampai ada hal yang menjanggal. Jika hal itu sudah tertanam di hati kita maka tidak akan ada yang akan dan berani menggangu pembangunan Bendungan ini,” tegas Bupati.
Bendungan Beringin Sila digadang-gadang mampu menggenangi lahan seluas
350.000 hektar untuk ditanami padi selama 3 kali setahun. Dengan daya tampung mencapai 40 juta meter kubik.
Disamping itu ada PLTMH dan air baku untuk Kecamatan Utan dan Rhee. Bendungan ini juga digunakan untuk wisata bendungan, ada juga untuk pemeliharaan ikan.
Sementara itu Gubernur yang akrap disapa Bang Zul itu, mengingatkan beberapa hal penting kepada pihak kontraktor pelaksana maupun Pemda Sumbawa.
Acara yang bertajuk Groundbreaking Bendungan Beringin Sila tersebut menjadi perhatian serius orang nomor satu di NTB.
Dia juga berpesan agar jangan sampai ada masyarakat yang mengganggu proses pembangunan Bendungan yang mampu menampung air 40 juta meter kubik tersebut.
“Ini masalah sensitif. di mana-mana selalu seperti itu tanpa melibatkan orang lokal.
BUMN harus mengerjakan proyek besar karena ilmu itu ada pembelajaran teknik, sehingga kita sepakati di skala negara.
Mestinya di skala daerah, BUMN tidak boleh melupakan pengusaha lokal. Jangan sampai kita bergelimpangan triliuan rupiah di dalam proyek ini, tapi masyarakat Utan, Rhee dan Buer jadi penonton,” tegas Bang Zul.
Dia menambahkan bahwa Pemprop NTB akan berkoordinasi dengan pengusaha kita agar tidak menjadi penonton di daerah kita. Supaya ada sense of belonging (rasa memiliki).
“Pengusaha lokal kita harus dilatih secara profesional. Dilatih BLK sehingga terlibat dalam proyek besar,” sebutnya.
Tidak hanya itu, Gubernur NTB juga memperlihatkan kecintannya kepada pepohonan besar dan rimbun yang ada di areal sekitar lokasi bendungan nantinya.
“Saya hanya meminta satu agar pohon besar jangan dipotong begitu saja. Pohon besar bisa kita pindahkan dengan teknologi,” pungkas Gubernur NTB. (Herman)