Banjir dan Tanah Longsor Terjang Dua Kabupaten di Jabar, Ini Gerak Cepat Yang Dilakukan Kemensos
Bandung,Harnasnews.Com – Bencana banjir dan tanah longsor menerjang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Kementerian Sosial bergerak cepat melakukan langkah penanggulangan bencana.
“Kementerian Sosial telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat dalam hal penanganan korban terdampak bencana,” kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial, Harry Hikmat saat meninjau lokasi terdampak banjir dan tanah longsor di Kantor Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, Sabtu (10/3).
Upaya yang dilakukan meliputi assesmen untuk menganalisa kebutuhan korban bencana terdampak dan mengerahkan Tagana Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung untuk bergabung dengan relawan lain dalam melakukan operasi SAR.
“Tagana dan KSB juga mendirikan shelter untuk penampungan sementara, memberikan bantuan natura untuk pemenuhan kebutuhan permakanan, serta layanan dukungan psikososial bagi korban yang mengungsi,” paparnya.
Selanjutnya melakukan pendataan terhadap korban meninggal, pengungsi dan kerusakan rumah untuk direncanakan relokasi terhadap rumah terdampak longsor.
Seperti diketahui, telah terjadi bencana longsor di Desa Buninagara Kecamatan Sindang Kereta Kabupaten Bandung Barat pada Senin pagi, 5 Maret 2018. Longsor yang terjadi seluas 5 hektare, memanjang dari tebing ke sungai melewati rumah dan sawah.
Korban meninggal sebanyak dua orang dalam satu keluarga yakni Puja Nurbayanti (14) dan Damah (45) yang merupakan anak dan ibunya dengan ahli waris yang merupakan suami Alm. Damah yaitu Kuswandi (49).
Ketika mengunjungi pos pengungsian di Gedung Inkanas Kelurahan Baleendah Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, Harry menyerahkan bantuan logistik senilai 132,5 juta kepada Sekda Kabupaten Bandung. Logistik yang diserahkan berupa beras, lauk pauk paket, selimut dan perlengkapan keluarga.
Selain itu juga diserahkan santunan meninggal kepada ahli waris korban meninggal senilai 30 juta untuk dua korban meninggal. “Saya atas nama Menteri Sosial menyampaikan dukacita atas meninggalnya istri dan anak pak Kuswandi, mari kita bersama doakan almarhum agar mendapat tempat yang layak disisiNya,” ungkapnya seraya memanjatkan doa bersama seluruh yang hadir.
Akibat longsor ini, sebanyak 13 kepala keluarga mengungsi di rumah sanak saudara mereka. Longsor juga menyebabkan satu rumah tertimbun, satu rumah rusak berat, dua rumah rusak ringan dan 5 rumah terancam longsor.
Seluruhnya berjumlah sembilan rumah dan direncanakan direlokasi. Lahan telah disiapkan pemerintah desa melalui tanah kas desa,” terang Harry.
Hadir pada kesempatan tersebut Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung, Asisten II Kabupaten Bandung, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Komandan Kodim Kabupaten Bandung, Kapolsek Dayeuhkolot, Kepala BPBD Kabupaten Bandung, Camat Dayeuhkolot dan Direktur Peindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos.
Harry mengimbau kepada seluruh jajaran Organisasi Perangkat Daerah untuk mulai memikirkan bagaimana upaya kedepan agar kejadian banjir yang menimpa warga tidak terulang, “saya berharap kepada seluruh OPD agar menyusun strategi untuk mengatasi banjir, kalau bisa banjir tidak usah berulang tiap tahun. Kerja keras seluruh pihak saya kira dapat membuahkan hasil yang maksimal,” ujar Harry.
*Banjir di Kabupaten Bandung*
Sementara itu di tempat terpisah, sejak Kamis (22/2) telah terjadi bencana banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang Kabupaten Bandung. Ketinggian air bervariasi dan mulai surut sampai dengan ketinggian 1,2 meter.
Banjir disebabkan tingginya curah hujan yang mengakibatkan meluapnya sungai Citarum, Cisangkuy dan Cikapundung yang bermuara di sekitar Baleendah dan Dayeuhkolot. Banjir mengakibatkan 561 KK/1.810 jiwa mengungsi.
Titik pengungsian besar berada di Kecamatan Dayeuhkolot yakni Shelter Pengungsian yang terletak di belakang Kantor Desa Dayeuhkolot sebanyak 187 jiwa dan di Masjid As-Sophia sebanyak 200 jiwa.
Lokasi pengungsian di Kecamatan Bojongsoang berada di Gudang Tenggo sebanyak 273 jiwa dan Masjid Baitul Haq sebanyak 71 jiwa. Di Kecamatan Baleendah, lokasi pengungsian berada di Inkanas sebanyak 260 jiwa dan SKB sebanyak 174 jiwa. Pengungsian telah berlangsung selama 14 hari.
Bupati Bandung telah menyatakan siaga darurat melalui SK No. 360/2241A/BPBD tanggal 31 Oktober 2017, yang berlaku mulai tanggal 2 November 2017 sampai dengan 31 Mei 2018.
Hingga hari ini, logistik berupa lauk pauk, terpal, matras, selimut, dll, melalui Dinas Sosial Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat telah didistribusikan. Sebanyak 32 Tagana dan KSB sudah dikerahkan untuk mengatur logistik dan evakuasi serta pengaturan shelter termasuk Layanan Dukungan Psikososial.
Dalam Kunjungan Kerja ini Dirjen Linjamsos menyerahkan bantuan berupa Lauk Pauk, Beras 2 ton, selimut 210 lembar, Kids Ware sebanyak 25 paket, Food Ware sebanyak 25 paket, Family Kit 25 paket, satras 200 lembar.
Total bantuan untuk bencana ini adalah Rp1,2 miliar terdiri dari bantuan logistik dan santunan untuk ahli waris korban meninggal akibat tanah longsor.
Paket lauk pauk siap saji dalam kaleng terdiri dari paket A berupa daging sapi dan tumis tahu tempe, paket B berupa ikan tuna sambal woku dan sayur lodeh, paket C berupa gulai ayam dan ikan tuna sambal rica-rica, serta paket D berupa ikan tuna dalam minyak dan opor ayam.
Yang beda dalam kunjungan tersebut adalah ketika di pos pengungsian Tenggo, usai menyerahkan bantuan logistik kepada Camat Dayeuhkolot, Harry langsung minta paket lauk pauk siap saji untuk dibuka. Setelah dibuka Harry langsung menjelaskan kepada para pengungsi bahwa lauk pauk yang disiapkan oleh Kemensos bisa langsung dimakan tanpa harus dimasak lagi.
“Ini lauk pauk yang di kaleng hijau bisa dibuka langsung dimakan, jika ada korban banjir yang belum dievakuasi dan masih bertahan di rumah atau menyelamatkan diri diatas genting, bisa langsung diberikan dan langsung dimakan. Karena tidak mungkin mereka memasak sementara rumahnya terendam banjir,” jelas Harry.
Harry pun langsung membuka dan makan lauk pauk siap saji serta mengajak seluruh yang ada di pengungsian untuk makan bersama. Tak segan-segan Harry langsung memanggil salah satu pengungsi yang sedang hamil, “mari ibu, cobain makanan ini, ini makanan bergizi biar anaknya nanti sehat,” pintanya.
Ketika ibu itu datang dihadapannya, Harry langsung mengulurkan tangannya yang sedang memegang sendok berisi gulai ayam ke mulut ibu itu, “ayo bu saya suapin” pintanya disambut dengan mulut terbuka menyambut suapan sang Dirjen Linjamsos.
Dirjen Linjamsos meminta kepada Tagana yang hadir untuk ikut mensosialisasikan kepada seluruh korban bencana bahwa bantuan lauk pauk tersebut bisa langsung dimakan. “Saya minta kepada semua Tagana untuk ikut menyampaikan informasi ini kepada semua korban bencana,” ujarnya.(Red/Dar)