Bansos BPNT Diduga Hanya Jadi Bancakan e-Warung
KEDIRI, Harnasnews – Penyaluran bantuan pangan non tunai (BPNT) di Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri yang dicairkan pada Kamis (15/09/2022) lalu, melalui PT Pos Indonesia, terhadap keluarga penerima manfaat (KPM) sebesar Rp500.000 dikeluhkan.
Pasalnya, besaran pencairan dana tersebut tidak bisa membeli bahan pangan dengan bebas sesuai keinginan masyarakat. Sebab pengarahan dari oknum e-Warung. Bahkan bila ada masyarakat yang membangkang dengan oknum e-Warung, maka akan diberikan sanksi berupa penghapusan data untuk program selanjutnya.
“Pencairan hari ini dimbil di PT Pos bertempat Balai Desa Kepung. Selepas mengambil uang, melalui grup whatsapp kami diarahkan untuk membawa uang 200 ribu ke e-Warung Toko Lisa, untuk membelanjakan paket yang sudah disediakan. padahal selisih harganya lebih tinggi dari pasaran,” kata salah satu KPM berinisial KN (38) kepada wartawan di Kediri, Senin (19/9/2022).
Menurut dia, dari sejumlah harga bahan pokok yang dibeli di e-Warung, semisal daging 3 ons jika harga di pasaran Rp30.000, beras Rp9.5000, 9.5 kg telur Rp23.500 dan 8 ons kacang Rp22.800 maka keseluruhan hanya Rp171.300. Dengan harga tersebut pedagang sudah untung.
“Akan tetapi kami membeli melalui e-Warung total Rp200.000. Tentunya selisihnya cukup lumayan. Jika dikalikan ribuan warga maka e-Warung akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa,” ujar KN dengan nada kesal.
Sejumlah masyarakat juga bingung dengan program e-Warung. Padahal sebelumnya Kementerian Sosial resmi membubarkan program BPNT dan digantikan dengan bantuan langsung tunai. Tapi faktanya di lapangan masyarakat dipaksa untuk kembali membeli bahan pokok melalui e-Warung.