Bermula dari PLTMH, KSU Puncak Ngengas Sukses Bangkitkan Ekonomi Desa

Dengan adanya pasokan listrik yang bersumber dari aliran air di perbukitan Tepal, kini para petani kopi bisa meningkatkan nilai tambah. Hal ini terlihat dengan menjamurnya pengolahan kopi di Tepal dengan cita rasa jenis arabica, robusta dan luwak. Roasting coffe atau proses sangrai kopi yang merupakan proses utama akan menentukan cita rasa kopi yang dihasilkan.

Keseriusan KSU Puncak Ngengas dalam mengolah kopi ini telah diakui berbagai pihak. Salah satunya pada ajang Smesco Rembuk Kopi Nusantara 2017, KSU Puncak Ngengas meraih juara pertama Coffe Cupping Competition.

Di sisi lain, deretan pohon kopi terlihat di sepanjang jalan dan perbukitan terjal hingga terkesan bukan lagi seperti perkebunan namun seolah-olah menyerupai hutan pohon kopi. Pemandangan ini semakin menguatkan kopi Tepal menjadi brand baru dari produk yang dimiliki Sumbawa.

“Kita berusaha terus meningkat kualitas produk dan telah disertifikasi dari beberapa instansi terkait. Kita juga memberikan kemudahan kepada konsumen dalam memasarkan Kopi Tepal. Untuk harganya, kopi Tepal Arabica sudah dipasarkan dengan kemasan 200 gram dengan harga Rp 45.000. Ada juga kopi Robusta dan kopi luwak,” ungkap Ahdar.

Multiplier Effect 

Sementara itu, Asisten Deputi Industri dan Jasa Kemenkop dan UKM Ari Anindya Hartika dalam kunjungannya ke lokasi PLTMH dan Pusat Pengolahan Kopi mengatakan, manfaat keberadaan energi air (PLTMH) telah dirasakan secara nyata oleh anggota koperasi dan warga desa Tepal, terlihat dari pengembangan usaha pengolahan kopi dan memberikan peluang usaha lainnya bagi masyarakat sekitarnya. PLTMH ini juga dimaksudkan untuk melayani ekonomi dan usaha produktif masyarkat karena tidak tersentuh listrik PLN. Pengembangan energi terbarukan ini juga mendorong rasio elektrifikasi yang ditargetkan pemerintah bisa mencapai 95 persen.

“Multiplier effect (efek berantai – red) sangat penting dan kita harapkan mampu mendorong usaha produktif masyarakat. Pengolahan kopi dan usaha produktif merupakan turunan dari pengelolaan PLTMH. Dan ini (PLTMH) merupakan salah satu dari sekian banyak program dan kegiatan yang telah dilaksanakan. Ke depan, kita akan terus memberikan bimbingan agar usaha produktif bisa semakin berkembang dan maju,” ujar Ari Anindya.

Dia juga menjelaskan, strategi pengembangan koperasi dan UKM melalui bimbingan teknis atau bimtek seperti mroasting coffe yang pernah dilakukan pihaknya. Tujuannya, kata dia, untuk meningkatkan daya saing koperasi dan UMKM agar terus tumbuh dan besar. “Kita juga dorong pola kemitraan bagi para pelaku usaha bisnis. Jadi dengan adanya pola kemitraan ini pelaku usaha bisa sangat terbantu, antara lain adanya kontrak penjualan dan lainnya,” ujarnya.

Sedang Kepala Bidang Jasa dan Aneka Usaha, Deputi Bidang Pemasaran dan Produksi, Eko Adi Priyono menambahkan, tiap tahun Kemenkop memberikan bimbingan teknis seperti pelatihan operator dan teknikal. “Kita sering mengundang dan mengajak pelaku usaha untuk mengikuti pelatihan maupun event agar mereka bisa cepat berkembang. Kita terus memfasilitasi dan memberikan pembinaan kepada pelaku usaha. Rencananya, kita akan menggelar temu bisnis pelaku usaha kopi di Mataram dalam waktu dekat serta mendorong terjalinnya kemitraan,” kata Eko Adi Priyono.(Red/Ed)

Leave A Reply

Your email address will not be published.