Bersaing Dengan Pelaku Usaha Asing, Pengusaha Lokal Wisman Timteng Di Puncak Menjerit. Minta Pemkab Lakukan Penertiban
Hal senada di sampaikan Jarot, pedagang Kayu Gaharu. Kalau dulu, dia bisa menjual 5-10 kilo gram per hari dengan harga 2-3 juta perkilo. Sekarang rata – rata hanya bisa menjual 1-2 kilo per hari dengan harga 1,5-2 juta. ” Karena ada juga orang – orang Yaman yang bermain di bidang ini. Dan banyak lagi toko Kayu Gaharu yang di miliki oleh orang – Arab, Dan sama orang – orang Yaman, tamu – tamu Arab tersebut di tarik ke sana. Kita kalah. Jika tidak ada solusi atau penertiban Dari pemerintah, kita Lama – Lama juga bangkrut. ” Ungkapnya
Tidak berbeda dengan Agus dan Jarot, Yadi Haryadi Pengusaha Agent Tour atau Mahtab di Puncak, Cisarua juga mengungkapkan hal yang sama. ” Meskipun wisman Timur Tengah masuk ke Puncak, tingkat pesanan Wisata ke kami juga tidak terlalu signifikan. Malah cenderung menurun . Ini karena adanya agen – agen tour online an mahtab-mahtab yang di miliki oleh orang – orang Arab di Puncak. Ini yang perlu menjadi perhatian pemerintah Kabupaten Bogor, agar usaha kami tetap bisa berjalan” paparnya.
Agus menambahkan, pemerintah harus mulai lagi melakukan pengawasan terhadap orang-orang asing yang berusaha di Puncak agar tidak berdampak buruk bagi pengusaha Lokal.
” Pemerintah harus mulai lagi melakukan pengawasan dan penertiban terhadap pengusaha asing yang tidak berijin, Dan melakukan pembinaan kepada pelaku Pariwisata yang berhubungan dengan wisman Timteng, seperti Mahtab, Pedagang Gaharu, Hadamah, Driver Dan lain – lain, agar semua bisa berjalan baik Dan berkembang. Jangan sampai uang wismwan Timur Tengah uanbnya balik lagi ke Timur Tengah, karena pemilik usahanya juga orang Timteng ” pungkasnya. ( Sunyoto )