Surabaya,Harnasnews.com – Badan Intelejen Negara (BIN) memberikan sejumlah peralatn laboratorium pada Universitas Airlangga (Unair), Jumat (8/5/2020).
Alat-alat laboratorium itu untuk proses riset yang kini dilakukan Unair untuk meneliti Covid-19 agar bisa menemukan obat yang bisa diproduksi masal.
Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih mengapresiasi bantuan alat-alat lengkap yang diberikan BIN. Karena tidak mudah mendatangkan alat-alat laboratorium untuk penelitian ini di tengah pandemi.
“BIN bisa mendatangkan alat-alat ini dengan mudah, kami berterima kasih. Orang punya uang belum tentu bisa membelinya dengan cepat,” ujar Prof Nasih.
Unair sendiri menurunkan tim untuk penelitian ini di bawah komando tiga orang profesor yakni Prof Sutjipto, Prof Nancy Margarita Rehatta serta Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih.
Prof Nyoman mengaku senang mendapatkan bantuan alat-alat canggih dari BIN. Karena ini akan mempercepat proses penelitian yang dilakukannya bersama tim peneliti Unair lainnya.
Diakui Prof Nyoman, hingga 8 Mei 2020 ini, tim peneliti fokus pada dua hal utama yang sampai saat ini juga masih belum ada jawabannya.
“Yakni, belum adanya obat khusus anti Covid-19. Sehingga sampai saat ini di seluruh dunia baru menggunakan obat-obat alternatif. Kedua vaksin yang juga belum ada hingga saat ini. Di saat ini justru y yang banyak dilakukan ahli adalah melakukan penelitian. Hampir di seluruh dunia seperti itu,” jelasnya.
Dalam penelitian ini,lanjutnya, seluruh disiplin ilmu terlibat.
Dengan bantuan ini, penelitian yang dilakukan tim Unair bisa lebih cepat dari perkiraan.
“Alat bantuan ini jauh lebih canggih dari alat yang kami punya. Salah satunya Squencer yang berfungsi untuk mengidentifikasi susunan genum dari virus sehingga bisa dikomparasi apakah virus di Indonesia sama dengan di Cina.
Sekretaris Jenderal BIN, Komjen pol Bambang Sunarwibowo mengungkapkan BIN melihat Unair memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) yang sangat besar. Terutama para peneliti yang memiliki kompetensi tinggi khususnya di bidang penyakit infeksi.
“Melihat situasi perkembangan covid-19, kami melihat kondisi ini perlu ditangani dengan cepat. Dan itu perlu kerjasama untuk percepatan agar pandemi ini cepat berakhir,” urainya.
Diakui Bambang, menghadapi pandemi ini memang pekerjaan yang tidak mudah. Sinergi mutlak dibutuhkan.
“BIN hanya bisa memberikan alat. Untuk mengoperasionalkan alat itu, kami tidak paham. Makanya kami serahkan alat-alat yang sangat dibutuhkan ini kepada ahlinya agar bermanfaat untuk mengatasi pandemi ini,” tandasnya.
Bambang mengungkapkan, dengan alat-alat ini diharapkan bisa memunculkan sesuatu yang berharga. Misalnya menemukan kandidat obat untuk Covid-19 ini juga untuk vaksin di kemudian hari. Juga bisa menghasilkan kerjasama di bidang informasi dan sebagainya.[PUL]