Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto dalam webinar PA GMNI bertema “Pertahanan Negara dan Keamanan Nasional: Strategi, Kebijakan dan Pembangunan yang sesuai dengan Karakter bangsa”, secara virtual, di Jakarta, Selasa, mengatakan, beberapa ancaman itu, yakni pandemik COVID-19, radikalisme dan separatisme di Papua.
Menurut dia, pandemik COVID-19 menjadi ancaman karena mengancam keselamatan masyarakat luas.
“Pelonjakan kasus COVID-19 berpotensi mengancam keselamatan masyarakat, memperburuk resesi ekonomi, mengakibatkan lumpuhnya fasilitas-fasilitas kesehatan, terhambat-nya pendidikan dan gelombang pengangguran yang semakin masif,” tutur Wawan.
Ancaman lainnya, kata dia, adalah radikalisme. “Media sosial disinyalir menjadi inkubator radikalisme, khususnya generasi muda. Kecenderungan ini dikuatkan survei BNPT terbaru bahwa 85 persen generasi milenial rentan terpapar radikalisme. Kondisi ini patut menjadi perhatian bersama mengingat Indonesia sedang menghadapi bonus demografi,” ujarnya.
Selain itu, ancaman yang patut menjadi perhatian bersama, yakni gerakan separatisme di Papua. Dia menjelaskan, separatisme di Papua merupakan salah satu ancaman yang dapat menciptakan disintegrasi bangsa.
Selain merongrong kewibawaan negara, kata Wawan, kelompok separatisme terindikasi menjadi salah satu sumber konflik dalam pembangunan di Papua.
“Dan ini kita lakukan upaya penanganan secara komprehensif dan berkelanjutan tanpa menghambat upaya membangun Papua secara cepat supaya mengejar ketertinggalan dari provinsi lain,” papar Wawan.
Demikian juga penyebaran hoaks di media sosial perlu mendapat perhatian serius, terutama mengenai isu Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).