JAKARTA, Harnasnews – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI menilai indoktrinasi dapat diputus dengan adanya pengetahuan serta kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya terorisme.
Kepala BNPT RI Komjen Pol. Mohammed Rycko Amelza Dahniel mengatakan bahwa belakangan ini terdapat penguatan sel-sel terorisme, salah satunya tampak dari peningkatan indoktrinasi di kalangan perempuan, anak, dan remaja.
“Kita harus melindungi masyarakat kita dengan membangun resiliensi, membangun ketahanan kawasan terhadap radikalisasi,” ujar Rycko saat menerima kunjungan Wakil Duta Besar Selandia Baru di Kantor BNPT RI, Sentul, Jawa Barat, Rabu (8/5), seperti dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Jumat.
Maka dari itu, Komjen Pol. Rycko berpendapat bahwa kerja sama Indonesia dengan Selandia Baru perlu terus ditingkatkan dalam rangka membangun resiliensi masyarakat.
Adapun indoktrinasi merupakan pemberian ajaran secara mendalam (tanpa kritik) suatu paham dengan melihat suatu kebenaran dari arah tertentu saja.
Di sisi lain, dia menekankan bahwa BNPT RI terus menggiatkan program deradikalisasi sebagai upaya pembinaan dalam rangka mendukung proses reintegrasi warga binaan untuk kembali ke tengah masyarakat.