Bupati Bekasi Klaim Tidak Pernah Ada Kendala Menjalankan Roda Pemerintahan Tanpa Wabup
BEKASI, Harnasnews.com – Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja mengklaim tidak ada kendala saat menjalankan tugas seorang diri tanpa wakil bupati. Hal tersebut dia sampaikan usai menghadiri Musrenbang di Kantor Kecamatan Sukawangi.
”Saya baik-baik saja. Selama saya jadi Bupati tidak pernah ada kendala apa-apa untuk menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Bekasi,” ujarnya saat dimintai keterangan mengenai kekosongan kursi wakil bupati Bekasi.
Eka menjawab diplomatis ketika ditanya apakah dirinya membutuhkan wakil bupati untuk menjalankan tugas sebagai kepala daerah.
”Kalau secara mekanisme harusnya ada wakil. Tapi ketika urusan wakil bupati mekanismenya domain partai pengusung. Kalau memang partai pengusung sudah sepakat kita akan mengikuti. Yang jelas sampai saat ini tidak prnah ada kendala dalam memimpin Kabupaten Bekasi,” ungkapnya.
Saat disinggung mengenai polemik di internal Golkar saat pendaftaran dua nama cawabup ke DPRD belum lama ini, Eka menyatakan kalau itu disebabkan karena persoalan di internal partai.
”Oh kalau itu urusan internal partai. Biasa saja karena itu dinamika politik,” ucapnya sambil masuk ke dalam mobil.
Terpisah. Sekretaris DPD PAN Kabupaten Bekasi, Roy Kamarulah menilai bupati tidak bicara jujur mengenai taka da kendala dalam menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Bekasi seorang diri.
”Saya pikir bupati itu tidak berkata jujur, dia (bupati) harus berbicara sesuai hati nurani. Sekarang mana ada bupati itu dapat melakukan kerja – kerjanya sendiri,” ujarnya saat ditemui.
”Kalau memang bupati itu dianggap mampu melakukan kerja sendiri, mungkin undang-undang tidak memasukan wakil bupati di dalamnya. Kan logikanya begitu,” sambung Roy.
Dia menuturkan, pemerintahan di Kabupaten Bekasi sejauh ini tidak berjalan optimal. Karena masih terdapat masyarakat yang hidupnya dibawah angka kemiskinan, kasus gizi buruk hingga persoalan infrastruktur yang terbukti masih adanya sekolah yang nyaris roboh.
Roy menduga, bupati memang tidak mau didampingi wakil bupati. ”Kalau saya melihatnya bupati memang pengin sendiri. Terlepas dia itu berbohong dengan dirinya sendiri, menutup kenyataan yang ada di lapangan, yang pasti bahwa bupati itu pengen sendiri,” tuturnya.
Menurutnya, hal ini terbukti dari proses tahapan pemilihan wakil bupati yang seakan diulur-ulur oleh bupati. Kemudian, lanjut dia, sebagai pimpinan partai Eka juga tidak pernah mengundang partai koalisi lainnya untuk duduk bersama membicarakan pemilihan wakil bupati.
”Dari proses yang selama ini dilakukan, tahap-tahapan pemilihan bupati malah mengulur waktu, seperti bupati itu tidak begitu respect terhadap proses pemilihan wakil bupati. Harusnya sebagai pimpinan partai koalisi dia mengundang partai koalisi untuk duduk bareng. Kenyataannya selama ini tidak pernah dilakukan,” ungkapnya. (Sygy)