KOTA BEKASI, Harnasnews.com – Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (Ubhara Jaya) menggelar Seminar Internasional bertema: “Bela Negara dalam Perspektif Kebangsaan Berketahanan, Merespon Tantangan Keamanan Non Tradisional: Pencegahan Ekstremisme Kekerasan.”
Seminar menghadirkan narasumber yang berasal dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), pakar dan peneliti studi keamanan yang berasal dari dalam dan luar negeri.
Rektor Ubhara Jaya, Irjen. Pol (Purn) Prof. Dr. Drs. Bambang Karsono, S.H., M.M., mengatakan bahwa ketahanan nasional sangat penting dalam mengatasi ancaman non-tradisional, karena membantu suatu negara beradaptasi dan merespons secara efektif terhadap berbagai tantangan yang mungkin tidak mengikuti pola konflik atau risiko konvensional.
“Ancaman non-tradisional isu yang luas seperti pandemi, perubahan iklim, ancaman siber, terorisme, ketidakstabilan ekonomi, dan gangguan sosial,” ucap Irjen. Pol (Purn) Prof. Dr. Drs. Bambang Karsono, S.H., M.M., mengawali sambutannya, di Auditorium Graha Tanoto, Kampus 2 Ubhara Jaya, Kota Bekasi. Selasa (05/12/23)
DikatakanIrjen. Pol (Purn) Prof. Dr. Drs. Bambang Karsono, S.H., M.M., Seminar ini salah satunya bertujuan untuk melindungi generasi muda kita agar tidak jatuh ke dalam perangkap ekstremisme kekerasan.
“Di era di mana tantangan dan ketidakpastian global terjadi, ketahanan kolektif sebagai bangsa menjadi sangat penting. Ekstremisme kekerasan merupakan ancaman besar tidak hanya bagi keamanan kita, tetapi juga bagi nilai-nilai inti dan persatuan masyarakat kita. Bentuk ekstremisme ini tidak mengenal batas dan dapat memengaruhi siapa pun, di mana pun, tanpa memandang ras, agama, atau status sosial,“ papar Rektor Ubhara Jaya.
Lebih jauh, pentingnya ketahanan nasional akan menjadi upaya pencegahan dan penanggulangan ekstremisme terutama sebagai bentuk adaptasi dan kesiapsiagaan atas berbagai tantangan yang dihadapi suatu negara.
“Kita harus berusaha untuk membangun komunitas inklusif yang menumbuhkan pemahaman, toleransi, dan rasa hormat terhadap keragaman. pendidikan, kohesi sosial, dan mempromosikan budaya dialog serta pemahaman merupakan elemen kunci dalam mencegah radikalisasi dan ekstremisme,” jelas Rektor Ubhara Jaya.
Sementara itu, Dionnisius E Swasono, Direktur Regional dan Multilateral, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan, saat ini pihaknya menjalin kerjasama dengan berbagai pihak agar masyarakat memiliki daya tahan terhadap berbagai potensi ancaman, serta propaganda yang memicu terjadinya tindakan ektremisme kekerasan yang disebarluaskan melalui berbagai media,
“Kami berkolaborasi dengan banyak pihak agar potensi ancaman yang mengarah pada tindakan ekstremisme kekerasan dapat dicegah. Salah satu yang memicu terjadinya tindak kekerasan adalah terjadinya kesenjangan ekonomi. Oleh karena itu kami menjalin sinergi dengan berbagai pihak untuk membantu meningkatkan kesejahteraan melalui berbagai komunitas dan kelompok-kelompok di masyarakat,” jelasnya.
Dalam Seminar Internasional itu menghadirkan pembicara antara lain: Dionnisius E.Swasono, Direktur Regional dan Multilateral BNPT; Marc Vierstraete Verlinde, Ketua Program European Union (EU) untuk Indonesia; Jawad Mughofar, IKHUB BNPT Program Koordinator; dan Prakoso Permono, peneliti dari Pusat Studi Bela Negara Ubhara Jaya; Tamara Jopp, Koordinator Nasional untuk Keamanan dan Kontra Terorisme, Kementerian Kehakiman dan Keamanan Belanda; serta Christian Ranheim, Penasihat untuk Lembaga Hak Asasi Manusia, Norwegia. Acara dimoderatori Indah Pangestu Amaritasari, S.I.P., M.A., dari Pusat Studi Bela Negara Ubhara Jaya.
Sekedar diketahui bahwa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya sebagai lembaga pendidikan terdepan terkait bela negara. Melakukan berbagai terobosan terkait pendidikan bela negara dengan pendekatan analisis-kritis wawasan kebangsaan dengan mengundang narasumber internasional dan nasional yang memperkaya ilmu mengenai bela negara dan resiliensi nasional yang berwawasan kebangsaan khususnya dalam bidang pencegahan ekstremisme kekerasan. (Mam)