JAKARTA, Harnasnews.com – Pengamat politik dari Center of Public Policy Studies (CPPS) Dr Bambang Istianto menilai sistem demokrasi yang saat ini berjalan yakni pemilihan langsung bertentangan dengan nilai Pancasila.
Dimana, efek dari demokrasi langsung menimbulkan biaya politik yang mahal, politik uang menjadi budaya, munculnya oligarki politik serta tumbuhnya gaya hidup pragmatisme. Fenomena efek demokrasi langsung tersebut, kata dia, dipastikan telah mendistorsi milai nilai Pancasila.
Namun demikian, kata Bambang, munculnya demokrasi langsung tidak serta merta tanpa adanya uji public yang dilakukan oleh elite partai politik. Akan tetapi dampak dari demokrasi langsung telah mempengaruhi pola kehidupan masyarakat.
“Misalnya perilaku pragmatisme, rusaknya etika dan moral polirik para anggota dan elite partai politik, pemikiran oligarki para elite dan lain lain,” ujar Bambang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (21/11).
Padahal, kata Bambang, sebelumnya seluruh elemen masyarakat dan elite yang berkuasa berkomitmen mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara menjadi way of life masyarakat Indonesia.