JAKARTA, Harnasnews.com – Delapan bulan pasca pandemi covid 19 melanda tanah air. Perekonomian masyarakat Jakarta mengalami goncangan luar biasa.
Meski Pemda dan pemerintah pusat memberikan bantuan sosial (bansos) berupa sembako selama beberapa bulan terakhir. Namun, masyarakat masih saja menjerit karena terjepit oleh himpitan ekonomi yang kian tidak menentu akibat pandemi covid 19 yang berkepajangan.
Bukan rahasia, selama pendemi covid 19. Masyarakat mengalami sejumlah kendala, karena adanya pembatasan aktivitas diluar rumah. Yang berimbas pada keterbatasan penghasilan, khususnya masyarakat ekonomi menengah kebawah.
Dalam kondisi ekonomi yang kian tak menentu seperti saat ini. Pemda pun dituntut memikirkan nasib rakyat yang kian terpuruk disebabkan penerapan sejumlah regulasi di tengah pandemi.
“Bukti nyata dari keterpurukan masyarakat saat ini bisa dilihat dari sikap para demonstran yang pada demo 8 Oktober terkait UU Cipta Kerja. Mayoritas remaja yang kita temui di lapangan beralasan. Aksi anarkis yang mereka lakukan merupakan luapan kekecewaan pada pemerintah karena kesulitan ekonomi yang dialami orangtua mereka selama PSBB ketat di DKI,” beber anggota Komisi B DPRD DKI dari Fraksi Demokrat, Desie Christhiyana Sari kepada wartawan di Jakarta, Minggu (11/9).