JAKARTA, Harnasnews – Meski pemilihan presiden (Pilpres) masih dua tahun mendatang, namun konsolidasi sejumlah partai dalam rangka mengusung kader terbaiknya untuk maju dalam kontestasi politik lima tahunan itu terus dibangun dengan intensif.
Seperti baru-baru ini Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) di kediamannya. Sejumlah kalangan menilai pertemuan itu dimaknai sebagai konsolidasi untuk mengusung pasangan Prabowo-Puan Maharani pada Pilpres 2024 mendatang.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga melakukan konsolidasi politik dengan Ketum PPP Soharso Manoarfa dan Ketum PAN Zulkifli Hasan. Bahkan ketiganya sepakat untuk membentuk koalisi indonesia bersatu (KIB).
Di lain pihak, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga rupanya tidak tinggal diam. Meski di dalam negeri terus mendapat sorotan dari lawan-lawan politiknya, namun manuver orang nomor satu di Pemprov DKI Jakarta itu untuk mendapat simpati publik terus dilakukan.
Tidak tanggung-tanggung, saat melakukan lawatan ke Eropa, Anies mendapatkan sambutan hangat dari Wali Kota Berlin. Bahkan kehadiran mantan Mendikbud di negara Panser itu disambut mahasiswa yang tengah kuliah di negara tersebut.
Menanggapi konstelasi politik jelang Pilpres 2024 mendatang, direktur eksekutif Etos Indonesia Iskandarsyah menilai bahwa tiga momen manuver yang dilakukan oleh sejumlah tokoh politik itu tidak tidak perlu disikapi dengan berlebihan.
Bahkan Iskandar menilai jika Prabowo Subianto berpasangan dengan Puan Maharani itu akan mengulang sejarah saat Megawati-Prabowo maju pada Pilpres 2009 silam.
“Kami memprediksi, jika pasangan Prabowo-Puan itu terwujud maju pada Pilpres 2024 maka akan mengulang sejarah kekalahan. Dan pada akhirnya Prabowo akan mendapat gelar terbaru yaitu pecundang abadi,” kata Iskandar kepada Harnasnews, Kamis ( 19/5/2022).