KEDIRI, Harnasnews – Sejumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menerima beras bansos di agen e-warung dengan kualitas yang rendah, selain itu harga tinggi melebihi pasar tradisional.
Berdasarkan informasi yang didapat dari beberapa warga Desa Krenceng meliputi Dusun Krenceng, Pleringan, Jatisari, Jati Pehlandak, Kwagean, Nglarangan, bahwa beras yang dibagikan kualitasnya tidak sama tiap karungnya.
Dari temuan tersebut, ada sejumlah pihak yang diduga kuat terlibat penyelewengan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) itu mulai dari supplier, oknum kordinator, dan pengelola E-warung
Saat awak media ini menelusuri di beberapa warga yang enggan disebut namanya berinisial KN (38) mengatakan bahwa pencairan bansos baru-baru ini di Dusun Kwagean Desa Krenceng dengan dana bantuan sampai saat ini tetap diberikan paketan beras yang dijual oleh e-warung pun harganya lebih tinggi dari rata-rata dan kualitas berasnya berbeda-beda.
“Harga beras di pasar hanya berkisar Rp 8.800 per kilogram, dijual yakni mencapai Rp 9.450 per kilogram. Selain itu harga telur Rp 18.000 per kilogram di jual Rp 22.000, harga kentang Rp 9000 per kilogram di jual Rp 13.000, di setiap e-warung yang sudah ditetapkan menjadi agen itu harga juga berbeda beda,” kata KN kepada awak media baru-baru ini.
Menurut dia, ada yang diberi rincian nota dan ada yang tidak diberikan nota rinciannya. Setiap pencairan dana bansos itu pihak kordinator BPNT meminta ATM dan PIN ATM-nya untuk di bawa ke agen e-warung yang sudah ditetapkan selanjutnya digesek Namun ada juga ada yang tidak diberi rincian nota belanjanya.
Bahkan warga juga mengaku takut jika membeli sembako bukan dari e-warung. Sebab, ancamannya akan dicoret dari penyaluran berikutnya. “Seharusnya kami dari keluarga penerima manfaat bebas memilih belanja di mana saja. KPM bisa memilih yang kualitasnya bagus. Tapi masih saja terjadi pengarahan dan intimidasi,” katanya.