Dinilai Bikin Gaduh KMP, Prabowo Didesak Segera Copot Bahlil dari Menteri ESDM

JAKARTA, Harnasnews – Presiden Prabowo Subianto diminta segera mencopot Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, hal tersebut menyusul dengan kebijakannya terkait distribusi gas LPG 3 Kg yang sempat menuai polemik di masyarakat.

Akibat kebijakannya yang kontroversi, langkah yang diambil oleh Menteri ESDM itu dinilai memberikan dampak negatif terhadap  Presiden Prabowo Subianto dan Kabinet Merah Putih (KIM).

Direktur eksekutif Etos Indonesia Institute, Iskandarsyah mencurigai bahwa Bahlil memiliki agenda terselubung di balik kebijakan yang dinilai semakin mempersulit masyarakat kecil.

“Publik tentu mempertanyakan loyalitas Bahlil sebagai bawahan presiden. Masa kebijakan yang menyangkut hajat hidup  masyarakat namun tidak ada koordinasi dengan atasannya. Jangan sampai ada menteri yang menciptakan matahari kembar di lingkungan pemerintah Prabowo,” ujar Iskandar kepada Harnasnews, Kamis (14/2/2025).

Iskandar menilai, tanpa Joko Widodo, Bahlil itu bukan siapa-siapa. Bahkan kinerja Bahlil dalam Kabinet Indonesia Maju di era Jokowi-Maruf Amin, tidak ada prestasi yang menonjol. Selanjutnya masuk dalam Kabinet Merah Putih (KIM) di era Pemerintahan Prabowo-Gibran justru bikin gaduh.

“Termasuk menjadi menteri ESDM dan Ketum Golkar, Bahlil merupakan representasi Jokowi. Sebab dua jabatan itu mustahil dapat diraih apabila Bahlil tidak memiliki kedekatan dengan Jokowi. Maka wajar jika kebijakannya berkiblat pada Jokowi. Namun Bahlil sepertinya tidak sadar bahwa presidennya saat ini adalah Prabowo,” katanya.

Iskandar mengatakan, kebijakan Bahlil terkait dengan penyaluran gas elpiji yang langsung dianulir oleh Prabowo melalui Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dapat dimaknai bahwa posisi Bahlil tidak disukai oleh Prabowo.

“Terkait dengan polemik gas elpiji, padahal bisa saja Pak Prabowo panggil Bahlil. Tapi kenapa yang memberi stetmen terkait dengan kebijakan gas elpiji itu Ketua Harian Gerinda. Ini merupakan gambaran bahwa Pak Prabowo memandang bahwa Bahlil sudah offside,” ungkapnya.

Iskandar menyarankan lebih baik Bahlil mundur dari Menteri ESDM maupun Ketua Umum Partai Golkar. Sebab dua jabatan itu diraihnya bukan karena prestasinya di partai maupun di pemerintahan, namun karena adanya cawe-cawe Mulyono (Jokowi).

Selain itu, Iskandar mendesak Presiden Prabowo segera mencopot Bahlil dari Kabinet Merah Putih guna mencegah adanya upaya-upaya yang dapat menggagalkan pemerintahan dari dalam.

“Sebaiknya Presiden Prabowo segera menyingkirkan Bahlil atau siapa saja menteri yang membawa agenda sendiri dari Kabinet Merah Putih,” pungkasnya. (Pri)

Leave A Reply

Your email address will not be published.