SUMBAWA,Harnasnews – Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tidak mempengaruhi semua sektor. Salah satunya sektor kesehatan. Seperti di RSUD Sumbawa yang masih menggunakan tarif lama untuk pengobatan dan perawatan medis. Kepada wartawan Direktur RSUD Sumbawa, dr. Dede Hasan Basri mengatakan, Senin (12/9), mengakui bahwa kenaikan harga BBM belum berpengaruh terhadap tarif pengobatan di RSUD setempat. Hingga saat ini.
“Tidak ada rencana untuk menaikkan tarif rumah sakit tersebut karena pihaknya tidak menggunakan BBM dalam skala besar,”ungkapnya.
Lanjutnya, bahwa kenaikan juga tidak signifikan, belum ada perubahan terkait kenaikan harga obat-obatan, begitu juga listrik tidak ada kenaikan, sehingga biaya operasional relatif masih sama sebelum BBM naik,” terang Dokter Dede—akrab dirut disapa.
Ia menambahkan jika RSUD Sumbawa hendak menaikkan tarif rumah sakit, diperlukan analisis secara mendalam terkait biaya operasional.
“Artinya akan dievaluasi 2 sampai 3 bulan ke depan,” imbuhnya.
Selain itu Upah Minimum Provinsi (UMP) belum ditetapkan sebagai acuan kesanggupan untuk membayar pegawai.
“Ada ratusan pegawai bekerja di RSUD Sumbawa. Ketika UMP sudah ditentukan, maka akan berpengaruh terhadap biaya operasional rumah sakit. Ini bisa menjadi pertimbangan untuk menaikkan tarif,” beber Dokter Dede.
Karenanya Ia meminta masyarakat untuk tidak terlalu panik dengan kenaikan BBM yang dikaitkan dengan biaya pengobatan dan perawatan di RSUD Sumbawa.
“Intinya RSUD Sumbawa ini hadir untuk meringankan beban masyarakat Sumbawa yang hendak berobat,” pungkasnya. (HR)