JAKARTA, Harnasnews – Ada upaya penggiringan opini yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang tidak suka dengan kinerja Anies Baswedan sebagai dampak kekalahan pada Pilgub DKI 2017 lalu.
Di mana kelompok ini dengan sengaja dan terus menerus menyerang secara pribadi terhadap Anies Baswedan. Salah satunya menuding bahwa Anies sebagai bapak politik identitas.
Menanggapi berbagai tudingan lawan politik Anis yang kerap menyematkan mantan gubernur DKI itu sebagai tokoh politik identitas. Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid, memberikan komentarnya.
Anak buah Muhaimin Iskandar ini menegaskan bahwa sebelumnya Anies tidak memiliki rekam jejak memainkan politik identitas.
Jazilul mengaku sangsi terhadap tuduhan sejumlah pihak yang menyebut Anies menggunakan politik identitas sejak menang Pemilihan Gubernur DKI 2017. Menurut dia, narasi itu dibuat untuk menjelekkan nama Anies.
“Di mana politik identitasnya Pak Anies? Di mana rekam jejak politik identitasnya Pak Anies? Saya harus sampaikan ini supaya tidak salah paham,” kata Jazilul di kompleks parlemen, Senayan, baru-baru ini.
“Lihat saja ketika menjadi Gubernur, ketika menjadi aktivis, ketika menjadi, enggak ada. Itu semua, menurutnya saya sedang dibuat semacam pembusukan kepada Pak Anies,” tambahnya.
Jazilul berpendapat agama Islam kerap jadi korban narasi yang membahayakan dan dimanfaatkan jelang pemilu.
Padahal, menurutnya, politisasi hukum dan kapital lebih berbahaya ketimbang meributkan agama. Dia menduga isu politisasi agama sengaja dibuat-buat dan dibiayai pihak tertentu.
“Selalu agama ini menjadi korban dianggap politisasi agama berbahaya, memang. Tapi lebih dari itu menurut saya kita juga harus mewaspadai bahayanya politisasi hukum, politisasi kapital,” kata Wakil Ketua MPR itu.
Sebagaimana dilansir dari CNN, dia pun berujar, bahwa agama pada prinsipnya terus menyampaikan kedamaian. Jazilul menolak jika agama secara natural mengajarkan kekerasan dan hanya dimanfaatkan untuk kepentingan politik semata.
“Ada kelompok yang mengatasnamakan agama, seperti halnya juga politisasi kapital, ada segelintir elit kekuasaan pemilik modal yang ngatur, ini juga harus diwaspadai juga,” ujarnya.
Diketahui, Anies yang saat itu berpasangan dengan Sandiaga Uno memenangkan Pilgub DKI 2017. Pilkada itu berlangsung dua putaran.
Anies-Sandi melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sylviana Murni. (Syg)