Dua Keluarga Korban Ethiophian Airlines Tuntut Boeing
Boeing diyakini telah merancang pesawat jenis 737 Max dengan sistem penerbangan otomatis yang cacat atau gagal, yaitu Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver (MCAS). Selain itu, Boeing dinilai gagal memberi peringatan terhadap banyak pihak, termasuk maskapai penerbangan dan pilot-pilot yang mengemudikan pesawat jenis itu.
Sebelumnya, kecelakaan yang melibatkan Boeing 737 Max terjadi pada Lion Air JT 610 di Indonesia Oktober 2018. Dalam sebuah penyelidikan, otoritas Ethiophia mengatakan terdapat kesamaaan dalam dua isniden ini beradasarkan hasil analisis awal kotak hitam yang ditemukan di Ethiophian Airlines.
Presiden dan CEO Boeing Dennis Muilenburg sebelumnya mengatakan Boeing berduka dengan kecelakaan yang melibatkan pesawat jenis 737 Max. Ia menekankan bahwa perusahaan memiliki tim insinyur dan pakar teknis terbaik yang bekerja untuk menyelesaikan masalah perangkat lunak dalam pesawat tersebut.
“Kami akan memastikan kecelakaan seperti yang melibatkan Lion Air JT 610 dan Ethiphian Airlines 302 tak terjadi lagi,” ujar Muilenburg.
Boeing mengatakan menjanjikan perubahan perangkat lunak pada fungsi MCAS. Dalam sebuah pernyataan lebih lanjut, Muilenburg mengatakan bahwa pesawat 737 Max akan menjadi yang teraman bagi semua orang. (Rep/Red)