
JAKARTA,Harnasnews.com – Dua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) mengajukan gugatan Praperadilan atas Laporan Polisi (LP) Allianz pada 25 Juli 2019.
Dua LSM itu mengajukan gugatan Praperadilan atas LP, Ifranius Algadri yang di SP3 (dihentikan penyidikan) diduga secara melawan hukum dan dugaan praktik jual beli kasus di Polda Metro ke PN Jakarta Selatan untuk diuji keabsahannya.
“Sidang perdana gugatan Praperadilan akan dilaksanakan pada Senin (26/8) mendatang dengan Ketua Majelis Hakim Suswanti,” kata Advokat Alvin Lim kepada wartawan.
Dua LSM itu yakni Badan Pengawas Lembaga Keuangan (BPLK) dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang dibentuk untuk mengawasi kiprah Lembaga keuangan. LSM kedua adalah Perkumpulan Konsumen Cerdas hukum (KCH) yang mendapatkan kuasa langsung dari Ifranius Algadri selaku pelapor dan korban Asuransi Allianz.
Praperadilan akan diadakan di PN Jaksel di mana kedua LSM tersebut menggugat Kapolri dan Kapolda Metro Jaya atas SP3 terhadap LP kasus klaim Allianz yang menjadikan Direktur Utama dan Manajer Klaim Allianz sebagai Tersangka.
Apabila Gugatan Praperadilan dikabulkan maka secara instan, Mantan Manajer klaim Yuliana Firmansyah dan Direktur Utama Allianz Joachim Wessling akan menjadi Tersangka kembali.
Harapan kedua LSM jika memenangkan gugatan praperadilan adalah mendesak agar para tersangka segera ditahan dan yang tidak jelas keberadaannya dimasukkan daftar DPO Interpol.
Lalu apa yang akan dilakukan apabila kalah Praperadilan? Kedua LSM akan terus mengajukan gugatan praperadilan dengan materi yang direvisi hingga gugatan Praperadilan dimenangkan.
“Ini akan menjadi gugatan Praperadilan ABADI karena bertambahnya korban akan menambah daftar pemohon Praperadilan untuk mengajukan ulang Praperadilan karena gugatan Praperadilan dapat diajukan berulang kali tanpa batasan,” kata Alvin.
Jelas kini bahwa imbas dari kasus pidana yang dilakukan perusahaan asuransi Allianz Life, LSM telah turun tangan. Jelas kini bahwa musuh
Allianz bukanlah LQ Indonesia Lawfirm atau Advokat Alvin Lim, tetapi adalah masyarakat luas yang tergabung dalam LSM.
Alvin Lim menambahkan salah besar jika Allianz mengira bahwa LQ Lawfirm benci dan menyudutkan Allianz. “Karena kami hanya menjalankan tugas sesuai surat kuasa yang kami dapatkan,” tuturnya.
Strategi Lawyer Allianz untuk terus berperang pada akhirnya akan merugikan Allianz karena para korban Allianz akan mendapatkan simpati masyarakat.
“Lawfirm kami terus banjir keluhan dan masalah yang terjadi di Asuransi Allianz, sesuatu yang tidak bisa dianggap remeh karena korban bukan hanya akibat oknum agen tetapi oknum manajer dan direksi Allianz secara masif. Akan kami buka di pengadilan dugaan jual beli kasus Pidana yang terjadi di Polda Metro Jaya yang akan diliput media-media nasional,” ucapnya.
Ifranius Algadri sebagai pengugat yang memberikan kuasa kepada LSM KCH menyatakan bahwa ketika mencabut Laporan Polisi, dia di bawah tekanan dan mengatakan bahwa penyidik memberikan barang bukti buku polis yang disita kepada pembeli kasus di ruang Kasubdit Indag Polda Metro Jaya.
Apabila benar maka tindakan penyidik Polda Metro Jaya adalah perbuatan melawan hukum karena barang bukti tidak bisa di perjualbelikan.
Perwira Krimsus khususnya Indag harus diperiksa dan ditindak apabila benar terbukti dugaan ini.
Ketua LSM KCH, Phioruci menambahkan bahwa akan meminta rekaman suara perwira polisi yang meminta perlindungan biaya dari Allianz untuk diputar di pengadilan.
“Sejak kapan perwira polisi meminta perlindungan dari Allianz untuk biaya melawan Praperadilan. Bukankah polisi mendapatkan dana operasional dari negara? KPK wajib menyoroti praktek jual beli kasus di Polda ini secara seksama dan memeriksa saksi-saksi terkait untuk membuktikan kebenarannya,” tuturnya lagi.
“Hukum harus ditegakkan. Oknum yang bermain dalam jual beli kasus Pidana di Polda harus ditindak sehingga tidak ada oknum Polisi boleh menjadikan kasus pidana sebagai lahan jual bel perkara,” ujarnya.(sof)