JAKARTA, Harnasnews.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mengatakan transformasi BUMN bukan sekadar asal bicara. Erick menegaskan hal tersebuttelah tertuang dalam lima prinsip dasar fondasi BUMN yakni menjaga keseimbangan bisnis dan pelayanan publik, inovasi model bisnis, teknologi, proses bisnis yang benar dan pengembangan talenta.
“Tapi harus dipetakan supaya pimpinan BUMN jangan cemburuan, ‘ngapain jadi dirut KAI, mending Bank Mandiri untungnya gede‘, artinya punya kompensasi dengan penilaian berbeda,” ujarnya, dikutip dari republika.
“Kereta sekarang bersih, enak karena dirutnya kita dukung supaya tidak berpikir menjadi dirut Mandiri, kan ada tugasnya masing-masing,” ucap Erick saat seminar nasional bertajuk “Membersamai Indonesia Emas 2045 sebagai Kebangkitan Umat dengan Transformasi SDM berbasis Akhlak” di UIN Sunan Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (11/12).
Dalam pilar ketiga, Erick menekankan pentingnya inovasi dan digitalisasi. Erick mendorong BUMN mengembalikan fungsi Research and Development (R&D) kepada universitas. Erick ingin BUMN fokus pada ranah korporasi dan komersial.
“Jangan BUMN bikin universitas juga, jadi saya setop sekarang BUMN bikin universitas supaya kita dorong BUMN juga jangan mau menang sendiri,” ucap Erick.
Erick mengatakan pilar keempat yakni proses bisnis yang baik tidak kalah penting. Erick mengatakan banyak pimpinan BUMN tersandung kasus hukum lantaran tidak melakukan proses bisnis yang baik.
“Sudah terlalu banyak pimpinan BUMN dipenjara karena mumpung menjabat kaget seperti OKB, orang kaya baru. Bayangkan tiba-tiba jadi dirut Telkom dengan penjualan Rp 106 triliun, laba bersih Rp 25 triliun. Sebelumnya dirut perusahaan kecil, kaget nggak? kaget pasti. Akhirnya banyak yang dipenjara,” ungkapnya.