JAKARTA, Harnasnews – Beberapa hari ini publik diramaikan dengan pemberitaan adanya wacana Munaslub Partai Golkar. Hal tersebut menyusul dengan elektabilitas partai berlambang beringin ini dibwah kepemimpinan Airlangga yang kian merosot.
Bahkan, kader internal Partai Golkar pun akhirnya bergejolak. Seperti halnya adanya bocoran keputusan Dewan Pakar Partai Golkar yang ingin mengevaluasi kepemimpinan Airlangga. Salah satu pertimbangannya adalah elektabilitas Airlangga yang rendah meskipun sudah menjadi bakal calon presiden dari Golkar.
Diketahui sejumlah nama digadang gadang masuk dalam bursa ketua umum Golkar. Di antaranya Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.
Terkait dengan adanya isu Munaslub, kader senior Partai Golkar Syamsul Rizal mengamini pemberitaan yang sempat beredar, bahwa Luhut Binsar Pandjaitan bersedia maju menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
“Golkar itu partai kader, di dalam struktur partai maupun di luar struktur tapi dia kader. Itu banyak sekali potensi SDM terutama potensi kepemimpinannya. Bayangkan saja tokoh senior masih ada Pak Akbar, Pak Agung Laksono, Ada bang Luhut. Terus generasi ke bawahnya ada Pak Bambang Soesatyo, ada Ahmad Doli Kurnia, ada Ridwan Hisjam, ada Idrus Marham, ada Bahlil. Jadi Golkar ini punya SDM pemimpin yang sudah siap cukup banyak,” kata Syamsul saat ditemui awak media, di Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Syamsul mengaku optimis jika Partai Golkar ini dipimpin oleh Luhut Binsar Pandjaitan, maka Golkar akan kembali mendapatkan kejayaannya. “Jika Pak Luhut memimpin Golkar, Golkar akan menjadi jaya,” ujar Syamsul.
Munaslub Bukan Untuk Menggulingkan Airlangga
Syamsul Rizal meluruskan, terkait dengan persoalan menggulingkan Airlangga dari kursi Ketua Umum Partai Golkar. Menurutnya, tidak ada isu pergantian Ketua Umum. Namun, ia mengaku heran mengapa isu yang berkembang menjadi pergantian Ketua Umum.
“Awalnya adalah bagaimana kalau agenda-agenda yang belum diselesaikan oleh Ketua Umum Partai Golkar ini supaya memiliki dasar hukum yang kuat, kita menganulir dia melalui Munaslub. Jadi Munaslub dalam rangka menganulir keputusan-keputusan dan memperbaiki yang terkait dengan hajatan demokrasi kita ini di 2024. Tidak ada awalnya isu pergantian ketum itu, tapikan orang di sekeliling dan beberapa media yang saya lihat di internet itu sudah menghembuskan itu,” ujar Syamsul meluruskan.
Lanjut Syamsul, kemudian ada dua Senior partai Golkar yang dipanggil oleh Dewan Etik DPP partai Golkar untuk mengkonfrontir terkait dengan pemberitaan pergantian ketua umum.
“Pada saat itu, memang ada pertanyaan dari wartawan seandainya ada pergantian ketum maka salah satu anggota dewan pakar menjawab, kalau pertanyaan seperti itu di antara kader Golkar yang punya posisi di pemerintahan saat ini sama dengan pak Airlangga ya bang Luhut, disitu isu itu menggelinding,” beber Rizal.
Kemudian, begitu isu itu menggelinding terjawab lah semua pernyataan Luhut Binsar Pandjaitan pada saat ia diwawancarai oleh wartawan soal menjadi ketum Golkar.
“Pak Luhut menjawab mau, karena memang tujuan pak Luhut menyelamatkan partai, faktanya Bahlil juga mau, ternyata banyak yang mau menyelamatkan Partai Golkar, jadi bukan dalam konteks merebut atau mengambil alih kekuasaan pak airlangga sebagai Ketum Golkar,” tutur Syamsul.
Prediksi Munaslub Partai Golkar
Terkait dengan Munaslub, Syamsul mengatakan cepat atau lambat Munaslub Partai Golkar akan terjadi. Menurut keyakinan politiknya, ditambah lagi dengan pemanggilan Airlangga oleh Kejagung membuat suara partai maupun pencapresan terdegradasi.
“Ini keyakinan politik saya, Munaslub itu akan terjadi, terjadinya pun dengan soft, apakah itu pak Airlangga yang menyatakan dirinya akan mundur dari jabatan Ketum Golkar, ataukah pak Airlangga akan mengumpulkan kepengurusannya yang ada sekarang dan itu dibahas dalam pleno, dari pleno itu baru bisa dibahas Munaslub, tapi keyakinan saya Munaslub itu akan terjadi entah dalam bulan ini atau akhir bulan ini, atau awal bulan depan,” tutur Syamsul Rizal. (Sukri)