“Kami melihat tanda-tanda bakal ada perubahan peta politik yang dramatis pada pemilu 2019 ini,” ujar Priyo.
Proyo menggambarkan, Pemilu di Malaysia telah memulainya, Barisan Nasional yang dipimpin PM Najib yang disokong partai-partai mapan telah rontok dikalahkan partai baru yang dipimpin tokoh lama Tun Mahathir yang segenerasi Soeharto.
“Efek bola saljunya sudah berasa dan akan segera berimbas disini,” kata Priyo optimis.
Seperti diketahui, meski partai yang pernah satu induk yakni Partai Golkar dengan tegas mendukung Joko Widodo, akan tetapi Partai Berkarya saat ini belum menentukan dukungannya kepada salah satu calon Presiden. Partai Berkarya saat ini fokus mempersiapkan pencalegan.
“Apa beda Partai Berkarya dengan Partai Golkar? Platform kami hampir sama dengan Partai Golkar dan partai nasional besar lainnya tentang ke-Indonesiaan, kebangsaan, Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila, UUD 1945, NKRI,” kata Priyo.
Menurut Priyo, membedakan ialah Partai Berkarya kini dipimpin langsung Hutomo Mandala Putra yang memiliki trah Soeharto.
“Kami juga tidak ragu-ragu mengusung kembali ajaran Soeharto tentang Tri Logi Pembangunan sebagai solusi terhadap carut-marut situasi bangsa sekarang ini,” katanya.
Priyo mengatakan, Trilogi yang diperbarui intinya adalah pertumbuhan ekonomi tinggi, pemerataan pembangunan dan stabilitas nasional yang mantap.
Tanpa panduan yang jelas, kata dia, arah pembangunan akan melewati lorong yang gelap. (Red)