JAKARTA,Harnasnews.com – Sejak kasus pertama Covid-19 dinyatakan masuk ke Indonesia di awal Maret 2020, sektor informal/UMKM merasakan dampak mendalam atas pandemi ini. Berbeda dengan krisis ekonomi 1998 atau krisis global 2008, di mana UMKM mampu bertahan bahkan menjadi pendorong perekonomian untuk bangkit, krisis akibat pandemi ini memukul sektor UMKM di baris awal.
Berdasarkan hasil pendataan dampak Covid-19 terhadap Koperasi dan UMKM, sebanyak 163.713 UMKM dan 1785 Koperasi dilaporkan terdampak. Turunnya permintaan secara signifikan menjadi permasalahan utama dari aduan yang diterima oleh KemenKopUKM. Arahan pemerintah untuk bekerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah secara langsung mengurangi kesempatan KUMKM untuk menjalankan aktivitasnya.
“Dilatarbelakangi kondisi ini, kami menginisiasi program untuk membantu KUMKM menggerakkan roda perekonomian dengan pemanfaatan digitalisasi. Pandemi ini mengubah pola konsumsi masyarakat dari offline ke online.
Pemenuhan kebutuhan yang awalnya dilakukan dengan cara konvensional bergeser ke digital. Adaptasi wajib dilakukan KUKM dan pemerintah berperan sebagai akselerator,” kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki melalui video Conference peluncuran KUMKM Hub di Jakarta, Rabu (20/5/2020).
Menurut Teten, era digitalisasi, khususnya ekonomi digital, mendorong terjadinya sharing economy yang dapat meningkatkan peluang berbagai pelaku usaha, tidak terkecuali UMKM, untuk ikut serta dalam dunia usaha. Apalagi, peluang Indonesia sebagai pasar e-commerce terbesar di Asia Tenggara, merupakan kesempatan emas untuk mengembangkan digitalisasi secara menyeluruh.
“Sejak pandemi Covid-19 ini, masyarakat diminta tinggal di rumah, beribadah, bekerja, serta belajar di rumah, sehingga mengubah perilaku ekonomi yang tadinya offline ke online. Sisi positifnya kita ambil, karena banyak manfaatnya. Ada 4 hal manfaat, yaitu keuntungan finansial melalui peningkatan penjualan, peningkatan lapangan kerja khususnya sektor UMKM, keuntungan bagi pembeli karena bisa menghemat hingga 11-25 persen dari ritel, serta kesetaraan sosial di mana perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pendapatan melalui e-commerce,” katanya.
Menteri Koperasi dan UKM mengapresiasi dukungan Blibli dalam program pemasaran produk KUMKM dalam bentuk satu laman khusus yang dapat diakses melalui aplikasi Blibli.com dari gadget. Diharapkan, platform e-commerce seperti Blibli mampu mengoptimalkan perannya untuk memperluas jaringan pemasaran dan kesempatan bagi KUMKM tanpa terkecuali.
Komitmen Blibli sebagai salah satu platform e-commerce yang mendukung Program Bangga Buatan Indonesia dapat menimbulkan semangat bagi para pelaku KUMKM di tanah air untuk dapat bangkit dan mengembalikan kekuatan sebagai tulang punggung perekonomian rakyat.
“Saya senang sekali bisa bekerja sama dengan Blibli, dengan adanya pemasaran khusus KUMKM Hub, yang akan semakin mengoptimalkan penjualan UMKM melalui online. Kami merasa penting untuk mendorong UMKM kita masuk ke ekosistem digital, yang saat ini baru mencakup 13 persen atau sekitar 8 juta. Saya memberikan apresiasi agar berkembang menjadi marketplace UMKM,” ujar MenKopUKM.
Apalagi menurutnya, upaya ini searah dengan Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia dan Gerakan 100.000 UMKM Go Online. “Pemerintah sedang menggerakan program belanja dan bangga buatan Indonesia. Pemerintah mencoba ringankan beban keuangan UMKM. Kami dorong untuk tetap bertahan dan tumbuh. Terbukti, sektor kuliner, makanan dan bahan pokok adalah sektor yang tetap tumbuh, dimasa Pandemi Covid-19,” tambahnya.
Sementara itu, CEO Blibli Kusumo Martanto mengatakan, pihaknya senang mendapat kepercayaan dari Pemerintah Indonesia, yaitu Kementerian Koperasi & UKM untuk meluncurkan KUMKM Hub di Blibli. Menurutnya, UMKM memainkan peranan penting bagi perekonomian Indonesia.
“Oleh karena itu Blibli percaya bahwa percepatan transformasi digital dapat membantu para pelaku UMKM di Indonesia untuk mempertahankan usaha mereka dan bangkit di situasi yang cukup menantang saat ini. Tentunya hal Ini adalah bentuk komitmen Blibli untuk terus berkolaborasi demi mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Kusumo.
Menurut Kusumo, dengan ekosistem yang lengkap, tim terbaik, serta teknologi yang handal, Blibli dapat memberikan dukungan maksimal untuk mendorong perkembangan industri UMKM sebagai penopang ekonomi di Indonesia.
Dalam peluncuran program KUMKM HUB, Menteri Koperasi dan UKM juga berkesempatan untuk berdiskusi dengan tiga pelaku KUKM mengenai tantangan dan peluang dalam menghadapi Covid-19. Yaitu Bakmi Sundoro, Sweet Sundae Ice Cream dan Koperasi Malay. Ketiga KUMKM ini telah mendapat fasilitasi dari Kementerian Koperasi dan UKM dalam bentuk diklat dan keikutsertaan pameran dalam/luar negeri. Mereka berharap adanya kerja sama kedua belah pihak dapat meningkatkan penjualan dan menambah konsumen yang loyal pada produk lokal.(Idhar)