Gandeng Dedy Corbuzier, Polda Metro Jaya Deklarasikan Anti Hoax Jelang Pemilu 2024
JAKARTA, Harnasnews.com – Dalam rangka HUT Humas Polri ke -72, jajaran Polda Metro Jaya menggelar Deklarasi Anti Hoax bersama para Influencer dengan tagar #HarusDariSaya di BPMJ Polda Metro Jaya, pada Selasa (10/10/23).
Dengan tema Sinergi Orangnya, Aman Jakartanya, Pemilu Damai Indonesia Maju ini juga dalam rangka memasuki tahun politik. Kegiatan dihadiri oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto beserta para PJU Polda Metro Jaya.
Nampak hadir juga influencer sekaligus artis kenamaan Dedy Corbuzier, serta para Influencer dan awak media yang diundang pada kegiatan itu.
Dalam sambutannya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto menjelaskan bahwa pada era 4.0 saat ini, masyarakat dapat dengan bebas mengakses, bahkan meng-upload berbagai informasi. Namun, terkadang hal ini dampak berdampak negatif namun juga positif.
“Salah satu dampak negatif dari kegiatan itu adalah munculnya berbagai berita dan informasi palsu atau hoax,” ujar Irjen Pol Karyoto.
Lebih lanjut Kapolda Metro Jaya juga menjelaskan bahwa kegiatan Deklarasi Anti Hoax yang dilaksanakan Polda Metro Jaya merupakan salah satu upaya menciptakan situasi kondusif.
“Untuk itu, kenapa kita ada di kegiatan hari ini, ini adalah salah satu antisipasi dan pencerahan menjelang pemilu, karena dalam dunia ileksi ataupun seleksi, pihak-pihak tertentu ingin mempengaruhi dan cara yang paling efektif adalah melalui media,” imbuhnya
Dikatakan Kapolda bahwa saat ini berita sangat cepat tersebar melalui berbagai platform media sehingga menjadi tranding baik hoax maupun tidak hoax dengan kecepatan yang sama tersaji di internet.
Untuk itu Kapolda meminta kepada masyarakat untuk lebih bijak dalam menilai kelayakan berita atau menguji kebenaran informasi. Pada kurun waktu Agustus sampai 31 Maret 2023 mencapai 11. 357 berita hoax.
Menyebarkan berita yang tidak benar atau hoax dapat terancam pidana sesuai dengan pasal 310 KUHP dan 311 KUHP dan dapat dihukum selama 4 tahun penjara.
“Salah satu faktor yang mempengaruhi maraknya berita hoax ialah banyaknya pengguna internet yang berdasarkan data tadi disebut ada 215 juta ini berkisar 78 persen masyarakat Indonesia,” ungkap Irjen Pol Karyoto.
Berita hoax biasanya diawali dengan kejadian yang telah nyata, hoax juga biasanya menempel sehingga dapat memprovokasi sehingga menimbulkan reaksi yang bola salju (snow ball).
Sementara itu, Dedy Corbuzier menjelaskan bahwa penyebaran Hoax telah menjadi akar rumput di tengah masyarakat.
“Kalau kita nggak tahu, anda google, IQ rata-rata orang Indonesia tahun 2022 itu 78. Simpanse, itu ada yang 84, itu yang kita tidak sadar. Jadi kalau kena gosok (hoax) seperti itu langsung ke makan,” kata Dedy.
Lebih lanjut, Dedy juga menuturkan bahwa tayangan-tayangan televisi pada saat ini sering kali menyajikan informasi atau hiburan yang kurang mendidik bahkan cenderung mengarahkan pola pikir masyarakat kepada hoax.
“Jadi secara tidak sadar kita menyaksikan tayangan-tayangan hoax dan kita senang, kita bahagia,” katanya.
Ia kembali mengingat bahwa beberapa tahun lalu berita hoax menjadi sangat rentan pada pemilu. Bahkan banyak dampak yang terjadi akibat penyebaran Hoax. Namun begitu, hoax itu bukan hanya ada di Indonesia, namun hampir di seluruh dunia. (Mam)