SURABAYA,Harnasnews – UPT Pengembangan Teknis dan Ketrampilan Kejuruan (PTKK) Dinas Pendidikan Jatim menggandeng Lembaga Sertifikasi Kompetensi (LSK) dalam uji kompetensi siswa kelas akselerasi.
Sebelum uji kompetensi, sebanyak 75 peserta yang berasal dari SMA/SMK di Jatim mengikuti pembekalan ilmu entrepeneurship, Selasa(28/2).
Plt Kepala Dindik Jatim, Wahid Wahyudi mengatakan uji kompetensi kelas akselerasi ini untuk mengukur kompetensi keahlian siswa.
Sebelumnya para siswa ini telah mengikuti pembekalan keterampilan dari praktisi IDUKA (Industri dunia usaha dan dunia kerja) hingga Universitas.
Uji kompetensi ini juga sekaligus untuk mempersiapkan lulusan SMA/SMK di Jatim agar terserap Industri dengan sertifikat yang diakui. Tak hanya itu, mereka juga diharapkan dapat menjadi start up – start up kewirasahaan.
Pasalnya, jelas Wahid jika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait tingkat pengangguran terbuka (TPT) cukup ironis. Di mana, TPT disumbang oleh lulusan SMK yang memiliki keahlian kompetensi tertinggi dibanding lulusan SD, SMP dan SMA.
“Melihat data ini kami mulai tahun 2020, menggarap kompetensi keahlian atau vokasi plus kewirausahaan. Kami ajari tidak hanya berproduksi, tidak hanya memiliki kompetensi bidang jasa tapi juga mampu memasarkan dan menganalisa kebutuhan pasar,” jelas Wahid.
Progres itu kemudian membuahkan hasil. Ditahun 2020 TPT lulusan SMK mencapai 11,89 persen turun 5,19 persen di tahun 2022.
Sehingga melalui diklat ini, kata Wahid, para siswa yang mengikuti pelatihan diharapkan dapat menjadi start up-start up kewirausahaan.
Sementara itu, Kepala UPT Pengembangan Teknis dan Ketrampilan Kejuruan (PTKK), Wahyu Suryo Herminoko menyebut, 75 peserta yang tersaring ditahap akhir kelas akselerasi ini sebelumnya telah mengikuti pembekalan di kelas reguler.
Dari kelas akselerasi, mereka akan mengikuti sertifikasi yang digelar LSK Dirjen Vokasi Kemdikbud Ristek untuk mendapatkan sertifikat yang layak, diakui standart nasional dan international.
“Mereka dari kelompok besar dengan jumlah 305 peserta yang kami sebut kelas reguler. Kita bekali di kelas ini, kemudian dilakukan post test, pre test dan praktek.
Kita ambil masing-masing 3 anak untuk kompetensi keahlian animasi dan desain grafis, dan 5 anak untuk kompetensi keahlian tata busana, pendingin tata udara, dan kecantikan. Para peserta ini diambil dari tiga angkatan untuk masuk kelas akselerasi,” sebut dia.
Digandengnya LSK dalam uji kompetensi ini, kata Narko sapaannya agar kompetensi keahlian yang dimiliki siswa diakui di masyarakat dan IDUKA. Sebab, sertifikat berlaku seumur hidup.
Lebih lagi, untuk mendapatkan kerjasama dengan LSK, ada tahapan persyaratan yang harus dipenuhi lembaga. Diantaranya terdapat TUK (tempat uji kompetensi), penilaian kelayakan tempat, hingga infrastruktur praktek.