SURABAYA,Harnasnews – Guna mendukung program mencetak wirausaha muda yang mampu memiliki daya saing global, SMK-PK diharapkan menjadi rujukan bagi SMK lainnya dalam peningkatan mutu pendidikan vokasi, baik hard skill maupun soft skill.
Gubernur Jawa Timur,Khofifah Indar Parawansa menyebutkan salah satu tantangan SMK-PK adalah meningkatkan kualitas dan kinerja lembaga pendidikan agar lulusannya semakin banyak yang terserap pada DUDIKA.
“Saya berharap semua SMK Pusat Keunggulan dapat mengimbaskan program-programnya ke semua SMK di Jawa Timur yang berjumlah 2.150 SMK, terdiri dari 298 SMKN dan 1.852 SMK swasta,” papar Khofifah, Jumat (29/10).
Mantan Menteri Sosial Kabinet Kerja era Jokowi ini juga berharap SMK-PK dapat menjadi solusi dari permasalahan ketenagakerjaan dan tingkat pengangguran terbuka. Ia juga menambahkan jika SMK-PK harus mau berbagi dalam penggunaan peralatan dan sarana pembelajaran yang dibutuhkan SMK lain.
“SMK-PK juga harus bekerjasama dengan SMK Non PK untuk melakukan pemetaan kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh DIDUKA. SMK PK harus menjadi agen perubahan, game changer yang berinisiatif mendorong perubahan mindset SMK-SMK disekitarnya,” terangnya.
Disebutkan Khofifah, tahun ini sebanyak 229.049 siswa lulus SMK. Di mana 99.716 siswa dari SMK Negeri dan 129.333 siswa dari SMK Swasta. Banyaknya lulusan ini tegas Khofifah diharapkan menjadi modal utama pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
“SMK Pusat Keunggulan juga harus mampu menjadi penggerak pelaksanaan kurikulum merdeka, saat ini SMK-SMK di Jatim merupakan pelaksana IKM terbanyak diantara provinsi lainnya,” tambah dia.
Khofifah juga menyebut, pendidikan vokasi telah terbukti menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jatim. Ini dibuktikan dengan data Badan Pusat Statistik Jatim bahwa TPT tingkat SMK mengalami penurunan signifikan.
“Melihat berbagai profesi lulusan, ada yang bekerja, ada yang berwirausaha, ini perlu adanya perubahan regulasi dari BPS terkait kategori bekerja. Karena saat ini banyak lulusan yang bekerja secara mandiri sebagai pekerja kontrak maupun freelancer yang memiliki gaji lebih besar dibanding sektor formal, tetapi tidak tercatat oleh BPS dengan kategori bekerja” jelasnya.
Dalam menekan TPT SMK, Khofifah juga meminta Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur untuk memperkuat penerapan link & match antara SMK dengan DIDUKA untuk mewujudkan pembelajaran berorientasi demand driven.
Langkah kedua, penambahan porsi dan fokus pembelajaran kewirausahaan pada SMK. Sehingga kewirausahaan menjadi salah satu pilihan lulusan selain bekerja di sektor formal atau bekerja di DIDUKA.
Berikutnya, pengelolaan tracer studi yang baik, dan mampu menghasilkan data keterserapan lulusan SMK.
“Dari data tracer study ini, kita dapat mengetahui lulusan SMK posisinya dimana. Apakah bekerja, berwirausaha, atau proses mencari kerja. Sehingga dari data tersebut sekolah dapat melakukan langkah lebih lanjut untuk peningkatan keterserapan lulusan,” terang Khofifah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi menambahkan sebanyak 204 SMK PK terlibat dalam kegiatan yang menjadi wadah dalam unjuk karya inovasi SMK untuk menarik DUDIKA maupun menjadi entrepreneur.
Banyak produk inovatif yang telah dihasilkan SMK-PK. Diantaranya dari SMK Islam 1 Blitar yang berhasil merakit dan memproduksi mesin produk CNC Turning atau Mesin Bubut mini Berbasis Komputer. Selain digunakan sebagai media pembelajaran praktek pengoperasian mesin CNC Turning, alat tersebut juga untuk mendukung proses produksi usaha UMKM.
“Saat ini teaching factory yang dimiliki SMK Islam 1 Blitar sudah menghasilkan (empat) 4 unit mesin dan (enam) 6 unit pada tahap proses produksi dan oleh pihak terkait sedang dibantu untuk memperoleh hak patent produk,” terang Wahid.
Contoh lainnya, sebut Wahid yakni SMK PGRI 1 Kediri dengan produk inovatif Cadillac Classic Elektric Car. Meski mesin didatangkan secara impor, namun desain dan proses perakitan dilakukan sendiri oleh para siswa dan industri PT. Inti Maju Cemerlang sebagai mitra IDUKA sekolah yang berperan dalam pembuatan bodi. Saat ini, mobil listrik yang didesain oleh Rojiun, guru SMK PGRI 1 Kediri masih dalam tahap perizinan dan pengurusan surat jalan.
Selain pameran karya dan inovasi SMK-PK, EXPO DAN EXPOSE SMK-PK juga menyelenggarakan lomba-lomba dan workshop yang diikuti pengunjung dengan sasaran siswa SMP dan Madrasah Tsanawiyah, sehingga selain untuk lebih mengenal pembelajaran di SMK, pengunjung juga dapat berpartisipasi aktif.
”Terdapat lomba E-Sport Mobile Legend, Band Pelajar, Fashion Show, Story Telling, Workshop dan Lomba Robotic Pemula serta Workshop Metaverse yang dapat diikuti oleh pelajar SMP dan MTs, tentunya disediakan hadiah-hadiah bagi pemenang yang akan diserahkan saat penutupan tanggal 31 Oktober 2022 nanti”tutup Wahid.[PUL]