Gelar Klinik Produk Ekspor Teh, Kemendag Dorong Pelaku Usaha Tingkatkan Daya Saing
Bandung,Harnasnews.Com – Kementerian Perdagangan terus berupaya mendiversifikasi produk teh Indonesia agar semakin bernilai tambah dan berdaya saing untuk memperkuat pasar ekspor komoditas teh. Upaya ini salah satunya dilakukan melalui seminar bertajuk Klinik Produk Ekspor ‘Peluang Ekspor Produk Teh ke Mancanegara’ di Bandung, Jawa Barat, Rabu (28/3).
“Kemendag berharap Klinik Produk Ekspor Teh ini dapat membantu membangkitkan kejayaan teh di antara eksistensi produk-produk agro Indonesia lainnya di pasar global, seperti kopi dan kelapa sawit, yang saat ini tengah tumbuh baik secara nilai maupun volume ekspor ke mancanegara,” jelas Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda dalam kesempatan terpisah. Seminar tersebut terselenggara atas kerja sama Kemendag dengan Asosiasi Teh Indonesia (ATI). Peserta yang hadir merupakan pelaku usaha di sektor teh dari Jawa Barat, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Yogyakarta, dan Bali. Dalam seminar ini, para peserta mendapat tambahan wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan kualitas produk yang sesuai dengan selera pasar. Seminar ini juga memberikan panduan dalam menentukan strategi pemasaran yang efektif.
Narasumber dalam seminar tersebut yaitu Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag Ari Satria, Senior Vice President Engineering & Processing PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII Dede Kusdiman, Direktur Utama PT Tea Expertindo Insyaf Malik, dan Direktur Utama PT Pagilaran Rachmad Gunadi. Keempat narasumber tersebut memaparkan materi terkait upaya menanggulangi hambatan ekspor teh Indonesia ke luar negeri, serta hal-hal yang harus diperhatikan agar komoditas teh Indonesia dapat diterima di pasar luar negeri. Kegiatan juga dilengkapi dengan paparan Annelis Putri dari Agency for the Valorization of Agricultural Products (APVA), lembaga yang menyediakan sertifikasi ‘gourmet’ untuk produk- produk pertanian ke Eropa, khususnya Prancis. Annelis menjelaskan keberadaan sertifikasi teh
sebagai syarat memasuki pasar di Prancis.
Acara Klinik Produk Ekspor Teh ini semakin ramai dengan tea tasting. Para peserta berkesempatan mencicipi berbagai komoditas teh unggulan Indonesia seperti teh hijau dan teh hitam. Selain itu, diadakan pula one-on-one business meeting. Melalui pertemuan bisnis tersebut, narasumber dan peserta mendapat ruang untuk saling bertukar informasi dan pengalaman di bidang pengembangan produk serta pemasaran komoditas teh, dan meningkatkan jejaring kerja sama bisnis di antara pelaku usaha.
Sebelum menghadiri seminar, perwakilan dari Kemendag, Asosiasi Teh Indonesia, pelaku usaha teh, dan PTPN IV juga berkunjung ke kebun dan pabrik pengolahan teh di Pangalengan dan Ciwidey, Jawa Barat, pada Senin dan Selasa, 2627 Maret 2018. Kunjungan ini dimaksudkan untuk menggali data dan informasi teh melalui survei lapangan dan interaksi langsung dengan para pelaku usaha teh.
Ekspor Teh 2017 Meningkat
Indonesia mencatatkan ekspor teh Indonesia ke dunia tahun 2017 sebesar USD 117,96 juta, atau meningkat 1,04% dibanding tahun 2016 yang sebesar USD 116,75 juta. Data ini menunjukkan industri teh di Indonesia berpotensi masih tumbuh lantaran kecenderungan pola konsumsi
masyarakat dunia, khususnya menengah ke atas, meningkat seiring perbaikan pertumbuhan ekonomi global. Selama periode tahun 2012–2016, nilai ekspor teh Indonesia turun dengan tren sebesar 8,08%. Beberapa penyebabnya adalah penurunan daya beli masyarakat global dan tren penyusutan areal perkebunan teh nasional akibat konversi lahan. Di tahun 2016, Indonesia menduduki peringkat ke-14 negara eksportir teh dunia dengan pangsa pasar 1,38% dari total ekspor teh dunia. Dengan kapasitas produksi sekitar 150.000 ton per tahun pada 2016, pasar teh Indonesia berpotensi untuk terus dikembangkan. Tiap tahun, Indonesia mengekspor sekitar 50.00070.000 ton teh ke seluruh dunia.“Target yang Kemendag harapkan adalah adanya peningkatan pada grafik ekspor teh Indonesia yang meski pun perlahan tapi pasti. Di pasar ekspor, Indonesia memiliki teh berkualitas baik dan aroma khas yang disukai oleh masyarakat global. Untuk lebih memanfaatkan potensi pasar ekspor
teh Indonesia, para pelaku usaha harus mampu mempersiapkan manajemen yang efektif untuk penciptaan nilai tambah hingga inovasi produk,” pungkas Ari Satria.(Red/Dar)