Sementara itu, menurut Pengamat Pendidikan Bukik Setiawan orientasi kurikulum merdeka ini berbeda dengan kurikulum 2013.
Pada penerapannya, kurikulum merdeka orientasinya pada siswa. Maka ada beberapa konsekuensi yang harus disiapkan sekolah.
“Yang pertama bagi guru harus siap memahami kompetensi murid dari hasil assesmen analisis yang dilakukan. Kemudian, kemampuan guru merancang pembelajaran sesuai kemampuan murid, dan terakhir membuat pembelajaran relevan dengan kehidupan nyata melalui project based learning,” jabarnya.
Dengan penerapan kurikulum merdeka ini, lanjut dia, sekolah memiliki keuntungan karena assesment nasional dilakukan secara merata. Tidak hanya diukur pada satu jalur saja, melalui UN.
Ia juga menyebut perbedaan lain adalah materi yang tidak langsung dengan dunia kerja dipangkas hingga 30 persen. Sehingga ada akomodasi proses belajar yang lebih relevan.
“Ada pemetaan ulang kebutuhan produksi dan lebih relevan. Selama ini pendidikannya dikejar setoran kriteria keketatan KKM, semua orang tergopoh-gopoh mengejar nilai setinggi mengabaikan kompetensi nyata.
Dengan MBKM dan asesmen ini lebih fair bagi sekolah dan siswa karena sesuai dengan kompetensi siswa dan menggambarkan sekolah secara utuh,” pungkas dia.[PUL]