Gencar Sosialisasi Perda no 4 tahun 2019, Bunda Gagas Bank Sampah Langit Biru di Sukapura
JAKARTA, Harnasnews – Bank sampah yang diberi nama Langit Biru di RW 02, Kelurahan Sukapura, Jakarta Utara patut menjadi percontohan di DKI Jakarta. Hal itu dalam upaya mengurangi debit sampah DKI yang dibuang ke Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat.
Sedikitnya, 2 kwintal sampah organik dan non organik di olah oleh bank sampah Langit Biru yang digagas anggota DPRD DKI dari Fraksi Demokrat, Neneng Hasanah.
“Dengan didirikannya bank sampah langit biru di RW 02, mudah-mudahn bisa mengurangi sampah dari sumbernya. Apalagi saat ini DKI sebagai penyumbang terbesar sampah sebanyak 8.000 ton ke Bantargebang,” ujar politisi yang akrab disapa bunda itu kepada wartawan, di sela-sela acara sosper perda No.4 tahun 2019, Jumat (10/3) sore.
Bunda mengakui, untuk membangun kesadaran masyarakat berperan aktif dalam pengolahan sampah sangat sulit. Namun, dirinya secara intens memberikan pengertian pada warga lewat kader dasawisma dan PKK. “Meski ada program sampah tukar emas, masyarakat masih belum bisa maksimal dalam berperan aktif pengelolaan sampah rumah tangga,” katanya.
Ketua RW 02, Suharto menyambut baik adanya sosper yang dilakukan anggota DPRD DKI, Neneng Hasanah. Diharapkannya, kerjasama dan partisipasi elemen masyarakat seperti dasawisma, PKK, RT dan Pemda bisa meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga.
“Alhamdulillah, setiap bulannya sampah di lingkungan RW 02. Tiap bulannya kurang lebih 2 kwintal kita olah di bank sampah langit biru. Kita harapkan kedepan kesadaran masyarakat di lingkungan RW 02 bisa makin meningkat, ” papar mantan anggota TNI AD itu.
Nara sumber Sosper yang mewakili Sudin lingkungan hidup Jakarta Utara, Handoko mengatakan jika sampah terbagi dalam 3 jenis. Ketiga jenis itu, sampah organik, non organik dan sampah 3 B. Khusus organik dan non organik, dikatakannya kerap ditemui dalam sampah rumah tangga. “Dengan mengetahui jenis sampah, tentu masyarakat bisa memilah yang mana yang menjadi sampah ekonomis atau sampah yang bisa menjadi pupuk,” paparnya.
FKDM Kelurahan Sukapura, Rosyid mengharapkan dengan sosper bunda Neneng Hasanah masyarakat bisa memahami arti penting sampah saat ini. “Dengan kegiatan ini, masyarakat faham mana sampah yang harus diolah oleh bank sampah untuk menjadi uang atau pun menjadi pupuk,” tutupnya. (Sof)