JAKARTA, Harnasnews.com – Pergolakan politik lokal yang selama ini kurang menjadi perhatian publik, ternyata telah terjadi di Kabupaten Bekasi dalam satu dasa warsa ini.
Sejumlah kalangan menilai bahwa dinamika politik di Kabupaten Bekasi sarat dengan warna pergulatan ideologis yang seru. Namun yang muncul dipermukaan sengaja dikemas dengan canggih yakni persoalan hukum.
Direktur eksekutif center of public policy studies (CPPS) Bambang Istianto berpendapat, bahwa fenomena poltik dengan gerakan senyap menarik jadi kajian poltik bagi yang jeli mengikuti perkembangan peristiwa tersebut.
Menurutnya, Kabupaten Bekasi sebagai lumbung pangan yang besar tiba tiba lenyap berubah menjadi kawasan insdustri dan lahan property yang dikuasai para globalis dunia.
Dikatakannya, siapapun kekuatan poltik yang memegang kendali ditingkat lokal tersebut berhadapan dengan kekuatan besar yang akan menguasai ekonomi dan politik sekaligus.
“Publik memang harus diingatkan kembali peristiwa yang cukup menggegerkan media ketika Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin dicokok KPK beberapa tahun yang lalu. Saat ini masih mendekam di Rutan,” ujar Bambang kepada wartawan, Jumat (21/8/2020).
Bambang mengungkapakan, peristiwa tersebut dinilai oleh kalangan sebagai indikasi sebagai pergeseran kekuasaan. Dengan meminjam istilah dari Rizal Ramli yaitu ala demokrasi kriminal (criminal democracy). Di mana sesuai dengan konstitusi, Bupati Neneng yang sebenarnya memimpin dua periode digantikan oleh wakilnya yang separtai yaitu Eka Supria.
Bambang mengungkapkan, Kabupaten Bekasi termasuk wilayah Jawa Barat yang masyarakatnya dikenal sangat religius. Karena itu sebelum periode Bupati Neneng yang memimpin Bekasi yaitu Saduddin yang merupakan politisi PKS, partai politik Islam yang besar di Bekasi saat itu.
“Namun Sadudin memimpin hanya satu perioede karena terlalu pede dan jumawa, tumbang juga melalui pemilihan umum ala one man one vote. Apakah perebutan kekuasaan saat ini sudah selesai, ternyata pertarungan masih terus berlangsung,” kata Bambang.
Indikasinya yaitu calon wakil Bupati menggantikan yang dulu dijabat Eka kanddidatnya yaitu Marzuki. Namun sampai saat ini belum kunjung dilantik.