
- Memastikan Perawatan Infrastruktur Air Secara Berkala. Pembangunan bendungan dan kanal harus disertai dengan mekanisme pemeliharaan yang berkelanjutan agar tidak mengalami kerusakan yang dapat menyebabkan kegagalan sistem.
- Menerapkan Teknologi Pintar dalam Pengelolaan Air
Indonesia dapat mengadopsi sistem seperti Maeslantkering, yang memungkinkan pengendalian banjir secara otomatis melalui sensor dan kecerdasan buatan untuk mendeteksi potensi bahaya sebelum bencana terjadi. - Menyusun Kebijakan yang Konsisten dan Tidak Bergantung pada Kepemimpinan Politik
Perencanaan pengelolaan sumber daya air harus bersifat jangka panjang dan tidak terpengaruh oleh pergantian pemerintahan, sehingga proyek-proyek strategis tetap berjalan sesuai rencana. - Meningkatkan Kesadaran dan Partisipasi Masyarakat
Sampah yang menyumbat drainase adalah salah satu penyebab utama banjir di perkotaan. Oleh karena itu, perlu ada regulasi yang lebih ketat serta program edukasi yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan. - Mendorong Kolaborasi antara Pemerintah, Industri, dan Perguruan Tinggi
Dengan menggandeng institusi pendidikan seperti ITB, teknologi terbaru di bidang tata kelola air dapat dikembangkan dan diterapkan untuk kepentingan nasional. - Indonesia memiliki semua sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah banjir dan mengoptimalkan pemanfaatan air. Yang dibutuhkan saat ini bukan hanya teknologi, tetapi juga keseriusan dalam pengelolaan serta komitmen dalam penerapan kebijakan yang berkelanjutan. Jika Belanda bisa menaklukkan air dan menjadikannya sebagai aset, maka tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak melakukan hal yang sama. (Red)