Harga Beras Melambung Tinggi, Program Swasembada Pangan Hanya Sekedar Janji
JAKARTA, Harnasnews – Pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014 silam Capres Joko Widodo (Jokowi) berjanji akan menghentikan impor pangan jika dirinya memenangi pemilihan presiden.
“Kalau ke depan kita harus berani setop impor pangan, setop impor beras, setop impor daging, bawang, kedelai, sayur buah, ikan, karena semua itu kita punya,” ujar Jokowi saat kampanye di Cianjur, pasa kampanye pilpres 2014 silam.
Jokowi mencontohkan Indonesia memiliki sejumlah wilayah lumbung beras, salah satunya Cianjur.
Bahkan dirinya menyebut bahwa Indonesia bisa menjadi negara pengekspor beras.
“Ini karena semua ada mafianya, mafia daging ada, mafia beras, mafia haji, mafia minyak, semua ada. Sebetulnya persoalan ini tidak rumit, tapi menjadi rumit karea banyak kepentingan, ada yang ingin dapat uang, dapat komisi, sehingga kita impor-impor, lalu bocor-bocor,” kata Jokowi.
Namun janji Jokowi itu berbeda dengan realitasnya saat menjabat sebagai presiden hingga dua periode ini. Justru, impor bahan pangan melonjak jauh dibanding dengan era pemerintahan sebelumnya.
Seperti jelang akhir jabatannya Presiden Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia akan mengimpor 1 juta ton beras dari India dan 2 juta ton dari Thailand.
Hal tersebut Jokowi sampaikan saat pidato dalam acara Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia di Jakarta, Jumat (22/12/2023) lalau.
“Untuk 2024 Alhamdulillah kemarin Kepala Bulog dari India sudah sampaikan ke saya pak sudah tanda tangan 1 juta ton,” ungkap Jokowi.
Jokowi juga menyampaikan bahwa Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengungkapkan kesediaan untuk mengekspor 2 juta ton beras dari negaranya saat bertemu di KTT Asean-Jepang akhir pekan lalu.
“Saya sampaikan indonesia butuh 2 juta ton. Beliau kemudian siangnya telepon dengan tim di Thailand. Kemudian sorenya menyampaikan 2 juta ton Thailand siap untuk kirim ke indonesia, ” ungkap Jokowi.
Jokowi menerangkan upaya impor beras dari India dan Thailand ini ditempuh untuk mengamankan cadangan strategis ketahanan pangan di Tanah Air.
Wacana yang pernah disampaikan Jokowi bahwa Indonesia akan stop impor bangan itu bak mimpi du siang bolong.
Pada gilirannya rakyat hanya disuguhkan dengan janji manis Jokowi. Justru harga beras saat ini dinilai paling tinggi sepanjang pemerintahan Indonesia berdiri.
Publik bahkan mempertanyakan program makan siang gratis sebagaimana janji politik kampanye Prabowo-Gibran. Akankah Indonesia terus akan menjadi negara konsumen dan dilanjutkan oleh rezim selanjutnya?. (Red)