Indef: Capres Belum Beri Perhatian ke Pasar Modal Syariah di Indonesia
Berdasarkan data Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Indonesia (LPKSI) 2022 yang diluncurkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), porsi aset pasar modal syariah menjadi yang terbesar di antaranya produk syariah lainnya, dengan persentase mencapai 60,08 persen.
Sementara porsi aset perbankan syariah tercatat sebesar 33,77 persen dan aset industri keuangan non bank (IKNB) syariah 6,15 persen dari total aset keuangan syariah.
Selain kinerja positif pada sektor keuangan dalam negeri, pasar modal syariah Indonesia juga bersaing dalam skala global. Salah satunya terlihat pada capaian ESG sukuk atau sukuk hijau Indonesia yang menduduki peringkat pertama pada akumulasi penerbitan selama 2017-2022.
Adapun kinerja sukuk Indonesia secara umum menempati posisi ketiga setelah Malaysia dan Arab Saudi.
“Jadi, kita punya posisi pasar modal syariah yang kuat. Tapi, dari kondisi sekarang ini, baik dari dokumen maupun debat yang ada, pasar modal syariah belum menjadi perhatian tiga paslon yang ada,” tutur Fauziah. (sls)