JAKARTA, Harnasnews.com – Perang urat syaraf kandidat yang akan berlaga pada Musyawarah Daerah V DPD Partai Golkar Kota Bekasi dalam waktu dekat mulai memenuhi ruang publik.
Peta kekuatan masing-masing kandidat sudah mulai muncul, tinggal siapa nanti yang terpilih dan berhak mengisi kursi ketua DPD Partai Golkar periode 2020-2025.
Sebelumnya disebut-sebut tiga nama akan berlaga masuk bursa kandidat ketua, namun lagi nama Heri Sukomartono, mantan sekretaris DPD Golkar Kota Bekasi era kepemimpinan Rahmat Effendi yang digadang-gadang sebagai kuda hitam.
Tiga nama yang sudah melakukan pemanasan perang urat syarat adalah, Nofel Saleh Hillabi, TB Hendra dan Ade Puspita Sari.
Pengamat komunikasi politik Universitas Juanda Bogor, Gotfridus Goris Seran MA mengatakan, masing-masing kandidat punya kelebihan dan kekurangan dan kontestasi diantara mereka menarik diikuti perkembangannya hingga detik terakhir pemilihan.
Toh, semua kader berpeluang tetapi salah seorang yang cukup menonjol adalah sosok millenial yang tengah berkiprah yakni Ade Puspita Sari.
“Sebagaimana terungkap dari berbagai media, kecendrungannya Ade berpeluang terpilih pada musda tersebut cukup besar.
Ini melihat dirinya dari kalangan muda atau sosok millenial diikuti dengan aktivitasnya sebagai anggota legislatif di Jawa Barat serta segala aktivitas yang menjadi nilai tambah mendukung keberadaannya di partai dan menduduki kursi ketua,” kata Goris dalam percakapan Minggu (20/9/2020).
Dia mengatakan, dalam kalkulasi politik posisi Ade bisa saja belum sepenuhnya mulus untuk mendapatkan kursi ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi tersebut.
Bahkan dengan posisinya yang prestige, sebagai pejabat ketua dan anggota DPRD Jawa Barat dia bisa menjadi sasaran tembak bagi lawannya meskipun berada pada posisi dibawahnya.
“Oleh sebab itu melihat kelebihan dan kelemahan masing masing kandidat menarik, tentunya publik memiliki hak untuk mendapat informasi yang utuh sosok calon pemimpin politik di daerahnya,” tandasnya.
Dia mengatakan, Ade cukup menanjak dan diuntungkan atas aktivitasnya sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Barat. Sementara kandidat lain tidak terlihat sosok mereka yang menonjol di publik.
Bahkan, diantara mereka ada yang cacat secara administrasi, sehingga keadaan ini malah negatif baginya untuk bertarung pada Musda V DPD Partai Golkar Kota Bekasi.
“Kita melihatnya secara netral seperti diberitakan media massa. Lihat prestasi dan sepak terjang masing-masing secara pribadi positif atau negatif di masyarakat.
Begitu pula dari aspek legalitas berdasarkan pendidikan yang ditempuh para kandidat,” jelasnya.
Menyinggung saling kritik atau perang urat syaraf yang terjadi diantara kandidat, menurut dia merupakan hal wajar di Partai Golkar.
Related Posts