Ispikani Gagas Konsep Perikanan Emas 2045

Kusdiantoro melanjutkan saat ini telah terjadi peningkatan ekspor, namun produksi perikanan Indonesia untuk ekspor masih untuk pasar tradisional (pasar lama).

Dengan demikian, menurutnya perlu dibuat terobosan untuk pasar baru produk perikanan melalui penyelesaian pembahasan masalah tarif dan non tarif ekspor produk perikanan di tingkat bilateral, regional dan internasional.

“Kita melihat selama dua tahun terakhir ada peningkatan ekspor yang sudah cukup baik dilakukan, namun demikian kita juga melihat bahwasanya produksi kita untuk ekspor masih untuk pasar-pasar tradisional. Amerika masih menguasai 40 persen, kedua Tiongkok, ketiga Jepang, baru ASEAN dan UE. Artinya kita perlu membuat terobosan baru untuk pasar-pasar baru produk perikanan, di samping produk kita masih berorientasi pada udang yang menguasai hampir 40 persen dari ekspor yang kita hasilkan, disusul oleh tuna, tongkol, cakalang, dan komoditas lainnya,” katanya, dilansir dari antara.

Kusdiantoro menyatakan Ispikani mencoba meramu semua pikiran stakeholder di bidang perikanan, baik itu pemerintah, swasta, akademisi, NGO, komunitas perikanan, dan sebagainya, untuk membuat suatu pemikiran dalam merancang suatu cetak biru (blue print) pembangunan perikanan di tahun 2045.

Hal ini, lanjutnya, merupakan bagian dari upaya Ispikani untuk membuat suatu solusi bagaimana dengan adanya perikanan emas 2045, di mana Indonesia bisa menguasai pasar ikan dunia, selain tetap menjadikan perikanan sebagai tuan rumah sendiri yang dapat dimanfaatkan masyarakat Indonesia sebagai sumber protein hewani melalui kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan.

“Dengan demikian, diharapkan sektor perikanan dapat berjaya di dalam dan luar negeri,” ucapnya.(qq)

Leave A Reply

Your email address will not be published.