Jelang Imlek, Kelenteng Tertua di Kota Bekasi, Hok Lay Kiong Mulai Bersiap

Altar
Pengurus kelenteng Hok Lay Kiong sedang membersihkan altar untuk persiapan jelang pergantian tahun Imlek mendatang

Tradisi berikutnya ialah perbaikan dalam bangunan tempat ibadah maupun rumah masing-masing. Lampion dan ornamen lainnya juga mulai dipasang, namun kegiatan yang bersifat keramaian seperti arak-arakan atau Cap Go Meh ditiadakan, karena masih dalam suasana pandemi.

“Tahun ini kita tidak mengadakan acara ramai-ramai karena memang masih suasana pandemi Covid-19, kita masih mengikuti anjuran pemerintah. Biasanya 14 hari setelah hari raya Imlek ada perayaan cap go meh, arak-arakan tahun inipun kita tidak mengadakan kegiatan itu, karena kita menjaga agar penyebaran Omikron tidak semakin tinggi,” imbuhnya.

Imlek dirayakan Tionghoa menyambut tahun macan air berdasarkan kalender bulan. Sebanyak 250 lilin di dalam kelenteng juga nampak berjajar rapi dengan berbagai ukuran dari yang kecil hingga yang besar.

“Keyakinannya untuk penerangan supaya yang berjalan tahun ini diberikan penerangan, hidupnya tidak gelap,” Kata Roni.

Ibadah di kelenteng tersebut juga akan dibatasi 50 persen bergiliran selama satu jam. Selain itu, kegiatan juga diisi dengan bakso sosial dengan menyantuni warga keturunan Tionghoa yang dirasa kurang mampu.

Hal itu sebagai simbol rasa empati sesama manusia dan memang secara rutin dilakukan oleh Roni Hermawan jelang pergantian tahun Imlek.

“Sebetulnya ini agenda yang sudah rutin setiap tahun dilakukan, dan saya rasa di mana-mana banyak yang melakukan saudara-saudara kita untuk bagi-bagi rejeki, bagi – bagi angpao menjelang perayaan pergantian tahun Imlek,” katanya.

Lebih lanjut Roni menuturkan bahwa kegiatan sosial yang sudah rutin dilakukan itu dapat menjalin tali silaturahmi baik dengan sesama etnis Tionghoa maupun masyarakat pribumi. Semuanya tetap dalam satu harapan yaitu agar pandemi Covid-19 segera berakhir.

“Tidak ada salahnya kita menyapa, silaturahmi temu kangen sambil berbagi sedikit rejeki, tujuannya sendiri sebetulnya hanya saling mendoakan, kemudian mengharapkan pandemi Covid-19 segera berakhir masyarakat sehat dan kita semua kembali hidup normal lagi, setelah Imlek ini kita bisa bangkit, masyarakat maju laju, lancar dan perekonomian bangkit lagi,” tukasnya.

Sudah hampir 10 tahun ia melakukan kegiatan itu di berbagai tempat di wilayah Kota Bekasi yang didiami warga keturunan Tionghoa. (Mam)

Leave A Reply

Your email address will not be published.