Gobel yakin seluruh anggota DPR berusaha sebaik-baiknya untuk menunaikan tugas-tugasnya sebagai wakil rakyat. Hal itu, katanya, karena rakyat telah memberikan kehormatan kepada wakil rakyat dengan memilih mereka untuk duduk di parlemen.
“Karena itu sebagai wakil rakyat harus memberikan kehormatan yang sama kepada rakyat yang memilihnya. Bukan melakukan serangan fajar saat pemilu. Itu namanya mengkhianati dan merendahkan harga diri rakyat sebagai manusia, karena mereka lahir dalam kondisi mulia dan dimuliakan. Bagi umat Islam, saat lahir bayi diazankan di telinga kanan dan diqomatkan di telinga kiri. Bagi orang Kristen, mereka disucikan di gereja,” ungkap Gobel dalam kunjungan resesnya baru-baru ini.
Saat kegiatan bakti sosial itu, Gobel juga melakukan dialog dengan masyarakat. Para nelayan mengeluhkan harga BBM yang terus naik. Hal itu memberatkan mereka. Sedangkan petani mengeluhkan naiknya dan langkanya bibit dan pupuk serta jatuhnya harga produk pertanian saat musim panen. “Kami minta hal ini agar ada solusi,” kata salah seorang dari mereka.
Menanggapi hal itu, khusus soal pertanian, Gobel menyatakan, petani dan nelayan agar bersatu dalam wadah koperasi. Hal itu akan membuat posisi nelayan dan petani menjadi lebih kuat dan lebih mudah dalam berkoordinasi serta dalam mencari solusi. “Petani dan nelayan harus bersatu dalam wadah koperasi. Petani dan nelayan yang kuat akan lebih mudah dalam berjuang. Saya sendiri sudah menginisiasi pembentukan koperasi petani. Hal ini akan menciptakan ekosistem pertanian yang sehat,” jawabnya.
Pada kesempatan itu Gobel kembali menyatakan bahwa politik yang ia perjuangkan adalah politik pembangunan dan politik kesejahteraan. “Kita harus mencari solusi atas berbagai persoalan, bukan ramai dalam berwacana. Harus konkret,” katanya. Ia juga mengatakan, petani, nelayan, pengemudi bentor, dan semua profesi lain bukan hanya menjadi tulang punggung keluarga, tapi tulang punggung bangsa. “Bapak dan ibu semua adalah pahlawan bangsa,” ujarnya. (Red)