JAKARTA, Harnasnews – Wakil Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani tidak mempermasalahkan jika ada kader mendeklarasikan sejumlah tokoh mulai dari Sandiaga Uno, Anies Baswedan, hingga Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres).
Hal tersebut dikatakan Arsul menjawab pertanyaan wartawan terkait adanya agenda kader PPP Gorontalo yang akan mendeklarasikan Sandiaga Uno pada Minggu (19/3) pagi ini.
Meski dirinya baru mengetahui agenda itu, namun Asrul mengklaim sudah pernah memperoleh informasi bahwa kader PPP di Gorontalo bakal mendeklarasikan Sandiaga.
Selain itu, Arsul menjelaskan elite PPP tidak mempermasalahkan kadernya untuk mendeklarasikan siapapun. Menurut dia, hal itu merupakan proses bottom up sebagai cara pencapresan di internal partai berlambang Ka’bah itu.
“Karena memang di PPP proses untuk pencapresan itu bottom up. Kita mendengarkan aspirasi dari bawah, tingkat cabang, wilayah. Jadi boleh memang sekarang. Yang ini nanti mau deklarasi di Aceh Anies, boleh. Ada yang mau (deklarasi) Ganjar, boleh. Nanti baru kita ambil keputusan. Belum saatnya. Tenang aja. Ora usah kesusu, ojo kesusu,” jelas Arsul.
Seperti diketahui Pemilihan Presiden (Pilpres) bakal diselenggarakan pada 14 Februari 2024 mendatang. Sejumlah partai politik (parpol) telah membuat koalisi untuk mengikuti pesta demokrasi lima tahunan itu.
Sejumlah nama tokoh juga kerap disebut-sebut oleh lembaga survei sebagai capres yang bakal bertanding memperebutkan kursi RI 1 di 2024 nanti. Salah satunya, Anies Baswedan bahkan telah dideklarasikan oleh NasDem, PKS, dan Demokrat.
Sementara itu, analis Centr for Public Policy Studies Indonesia (CPPS) Agus Wahid menilai wajar jika Asrul Sani mempersilakan kadernya mendeklarasikan tokoh lain di luar PPP sebagai capres.
“Saya kira wajar jika Pak Asrul mempersilakan kader PPP mendeklarasikan capres di luar internal. Mungkin karena minimnya tokoh dari internal partai tersebut sehingga lebih percaya diri mendukung Sandiaga Uno,” ujar Agus.
Menurut Agus, bagaimanapun capres yang akan didukung pada pilpres mendatang harus memiliki ketokohan. Selain itu memiliki rekam jejak yang jelas dan bersih.
“Bagaimanapun untuk mendukung capres itu harus memiliki ketokohannya. Semantara Sementara sosok Anies, Ganjar dan Sandiaga, publik sudah mengenalnya,” ungkapnya.
Agus mengungkapkan, PPP akan sulit menciptakan tokoh yang bakal disusung pada pilpres-pilpres selanjutnya jika partai tersebut terus dilanda perpecahan maupun kasus korupsi yang menjerat petingginya.
“Padahal, PPP ini kan partai lama yang seharusnya dapat bersaing dengan PDI-P dan Golkar. Namun ironisnya, meski memiliki basis massa dari kalangan umat Islam, tapi partai berlambang ka’bah itu tidak dapat maksimal meraih suara dan simpati publik. Tapi kondisinya saat ini suaranya tergerus oleh partai pendatang baru,” tegasnya.
Oleh karena itu, Agus menyarankan agar elit di tubuh PPP kembali merangkul faksi-faksi yang selama ini berkonflik. “Elit PPP pastinya dari kalangan religius yang tau betul pentingnya persatuan umat. Tapi kenapa perpecahan kerap terjadi?. Pemilu ini harus menjadi momentum menyatukan perpecahan yang ada tubuh partai ini,” pungkasnya. (Pri)
“