JAKARTA, Harnasnews – PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengumumkan rencananya untuk menerbitkan obligasi melalui instrumen obligasi dan sukuk dengan skema Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) senilai Rp3 triliun.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo pada acara Investor Gathering di Jakarta, Kamis, mengatakan KAI telah membuktikan diri menjadi salah satu pilar utama layanan transportasi.
“Penawaran umum kali ini, akan kami gunakan sebaik mungkin dalam rangka peningkatan angkutan kereta api, terutama angkutan barang serta angkutan penumpang,” kata Didiek, dilansir dari antara.
Ia mengatakan penawaran tersebut merupakan wujud dari komitmen KAI dalam mencapai pertumbuhan berkelanjutan sehingga kereta api dapat menjadi tulang punggung transportasi massal yang dapat diandalkan baik untuk angkutan penumpang maupun barang bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pada tahun 2021, KAI melayani sebanyak 155 juta penumpang dan 50,3 juta ton barang untuk angkutan barang. Adapun realisasi Semester I tahun 2022 ini, jumlah penumpang KAI telah mencapai 119,8 juta dan volume angkutan barang telah mencapai 26,8 juta ton.
Ia menjelaskan, penjamin pelaksana emisi dalam obligasi ini yaitu Mandiri Sekuritas, CIMB Sekuritas, dan BRI Danareksa Sekuritas.
Total nilai emisi obligasi dan sukuk ini adalah sebanyak-banyaknya Rp3 triliun dengan tenor obligasi 3 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun.
Dana obligasi dan sukuk ini akan digunakan untuk pengembangan angkutan batu bara Sumatera bagian selatan sebesar Rp1,815 triliun, pembayaran jatuh tempo obligasi I tahun 2017 seri A sebesar Rp1 triliun, dan pengadaan sarana KA Bandara Internasional Adi Soemarmo (BIAS) sebesar Rp185 miliar.
Obligasi dan sukuk ini mendapatkan peringkat idAA + (Double A plus; Stable) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 13 April 2022.
Obligasi dan sukuk terbagi menjadi 2 seri di mana Seri A berjangka waktu 5 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon obligasi dan sukuk 7,45 persen – 8,10 persen per tahun, Seri B berjangka waktu 7 tahun dengan asumsi indikasi tingkat kupon obligasi dan/atau sukuk 7,80 persen – 8,50 persen per tahun.