Kampanye Kilau Generasi Bebas HIV Dan AIDS

Data dari kemenkes Pada 2017 untuk jawa tengah saja ada 19.272 orang terinfeksi HIV. sedangkan di seluruh Indonesia tercatat sudah lebih 280.623 jiwa terinfeksi HIV dengan jumlah anak terinfeksi sebanyak 17.288 anak, dengan perincian anak 0 – 4 tahun berjumlah 8.564 anak dan usia 15 – 19 tahun sebanyak 8.724 anak.

Permasalahan utama yang di hadapi dalam penanganan HIV dan AIDS saat ini adalah sulitnya melakukan upaya pencegahan dini karena tidak semua pengidap HIV dan AIDS mau atau berani memeriksakan dirinya ke lembaga layanan.

Untuk mengatasi dan mencegah HIV di kota Semarang, Ketua Tim HIV RSUP Dr Kariadi Semarang, DR. Dr. Muchlis Achsan Udji Sofro, SpPD, K-PTI, FINASIM Mengatakan bahwa masyarakat dapat melakukan tes HIV di Puskesmas, Rumah Sakit, dan laboratorium klinik terdekat.

Selain itu, bukan hal baru jika sebagian besar ODHA dan ADHA mengalami diskriminasi sosial akibat kurangnya pemahaman masyarakat mengenai penyakit tersebut. Salah satu yang paling sering disalah pahami adalah metode penularan HIV dan AIDS.

Direktur Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang Kementerian Sosial, Sonny Manalu pada Diskusi Publik “Kilau Generasi Bebas HIV dan AIDS” mengatakan penularan HIV dan AIDS dilakukan melalui tiga cara, diantaranya melakukan hubungan seks tanpa alat pengaman (jarum tumpul), pertukaran alat jarum suntik, dan air susu ibu.

Sonny juga mendorong agar seluruh lapisan masyarakat dapat memberikan informasi tentang HIV dan AIDS, memotivasi dan mampu menjadi sahabat ODHA dan ADHA.

“Negara harus hadir dalam upaya upaya pencegahan dan penanganannya anak korban HIV dan AIDS, juga masyarakat perlu dilibatkan pada setiap tahapan terutama pada aspek pencegahannya.

Saya berharap kegiatan ini dapat membukakan mata hati kita, bahwa Anak Korban HIV dan AIDS itu memang benar adanya dan perlu dicarikan solusi yang berdasar pada ”Kepentingan Terbaik Bagi Anak” dan menghargai hak-hak lainnya yang melekat pada anak.

Saya juga menghimbau agar kita semua, termasuk anak – anak mampu menjadi sahabat bagi ODHA dan ADHA. Jauhi virusnya, bukan orangnya. Jauhi penyakitnya, bukan ODHA atau ADHA,” tutup Dermawan.(Red/Ed)

Leave A Reply

Your email address will not be published.