Kanim Seluruh Jatim Bagi-Bagi Ta’jil, Dalam Peringatan Hari Lahir Pancasila di Bulan Ramadhan
Surabaya,Harnasnews.com – Dalam rangka memperingati hari lahir Pancasila dengan momentum bulan Ramadhan. kali ini seluruh jajaran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Imigrasi (Kanim) di wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur, menjadikan sebagai sarana untuk berbagi kepada sesama, dengan menggelar kegiatan bagi-bagi ta’jil serentak kepada masyarakat di seluruh wilayah Jatim, dengan tema “Ramadhan Berbagi Serentak”, pada Kamis (31/5/18).
Kepala Divisi Imigrasi Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur Zakaria, SH, mengatakan bahwa, kegiatan ini sesuai dengan petunjuk yang tertuang dalam keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016, yang teknisnya diatur dalam surat edaran yang telah dikeluarkan Sekertaris Jenderal tertanggal 25 Mei 2018, tentang pedoman peringatan hari lahir Pancasila tahun 2018, yang jatuh pada tanggal 1 Juni 2018.
Menurut dia, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari puasa Ramadhan terkait dengan Pancasila. Sebab, dalam puasa tercermin nilai Pancasila, diantaranya, seperti diketahui tujuan puasa itu adalah menghadirkan generasi bertakwa kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Ini selaras dengan sila pertama Pancasila yakni ketuhanan yang Maha Esa.
“Karena, bagi bangsa Indonesia, Tuhan adalah tujuan hidup yang sesuai dengan tuntunan ajaran agama yang dianutnya, dan taqwa diartikan sebagai ketaatan mutlak pada perintah dan menjauhi larangannya,” tutur Kadiv Imigrasi Jatim.
Zakaria mengatakan, puasa juga menanamkan kepedulian terhadap sesama. Rasa lapar dan dahaga yang dirasakan adalah pelajaran sangat berharga bagaimana susahnya kehidupan bagi mereka yang kurang beruntung, atau kaum lemah. Sehingga diharapkan timbul rasa simpati. Tak adil jika kita tak peduli dengan sesama manusia. Tak manusiawi jika kita tak mau memperhatikan nasib mereka yang miskin.
“Setelah puasa selayaknya menjadikan saling berbagi dengan sesama sebagai tradisi. Hal ini selaras dengan sila kedua, kemanusian yang adil dan beradab,” kata Zakaria.
Masih kata Zakaria, dalam menyambut ramadhan, kegiatan keagamaan dilaksanakan lebih semarak. Hampir setiap masjid membetuk kepanitian mengisi kegiatan selama bulan Ramadhan. Secara sukarela makanan ta’jil tersedia di masjid-masjid. Mereka yang mampu menyumbangkannya untuk mereka yang berbuka puasa. Saat, Idul fitri takbir menggema. Takbir itu disamping menggambarkan keagungan Allah juga mencerminkan kebersamaan bangsa ini.
“Sebagian dari mereka merayakannya dengan takbir keliling bersama. Bukankah semua itu mencerminkan bagaimana kuatnya persatuan Indonesia, yang tertuang dalam sila ketiga Pancasila,” ujarnya.
Di Indonesia menentukan awal Ramadhan dan 1 Syawal (hari Idul Fitri) diambil oleh Pemerintah dalam sidang isbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama RI. Dalam sidang tersebut, lanjut Zakaria, semua elemen umat Islam diundang dan hadir. Mereka diajak oleh Pemerintah bermusayawarah dalam menentukan awal puasa dan hari raya. Pemerintah tak memutuskan sendiri secara sepihak. Mereka mengambil keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.