JAKARTA, Harnasnews.com – Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya memetakan dan mengevaluasi penyebab peningkatan angka harian COVID-19 di daerah masing-masing untuk menentukan langkah ataupun strategi penanganan dan pengendalian pandemi COVID-19 di Tanah Air.

“Ini menjadi perhatian semua, walaupun di satu sisi hal yang membedakan adalah keterisian tempat tidur di rumah sakit. Angka kematian yang apabila dibandingkan varian Delta, angkanya saat ini masih berada jauh,” kata Sigit saat memberikan arahan memimpin rapat Video Conference (Vicon) kepada seluruh jajaran di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.

Menurut dia, perbedaan angka BOR rumah sakit dan angka kematian yang terjadi saat ini belum menempatkan Indonesia dalam kondisi aman dari ancaman penyebaran COVID-19. Karena berdasarkan fakta di lapangan, tetap ada peningkatan angka kematian walaupun peningkatan tersebut tidak seperti varian Delta yang terjadi pada Juli 2021.

Dikutip dari antara, Jenderal bintang empat itu mengatakan evaluasi dan pemetaan diperlukan untuk mengetahui penyebab lonjakan kasus positif COVID-19 di Tanah Air. Apakah karena kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan sudah berkurang atau interaksi sosial masyarakat yang tinggi hingga menjadikan kerumunan.

“Tentunya harus dikelola dan disesuaikan dengan Surat Edaran Mendagri, kemudian semua harus dilakukan untuk menekan agar laju pertumbuhan varian Omicron bisa dikendalikan,” ujarnya.

Mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan secara umum angka kesembuhan Indonesia saat ini sebesar 92 persen atau di atas WHO sebesar 75 persen. Kemudian angka kematian di bawah standar WHO.

Untuk positivity rate, Indonesia berada di angka 16,5 persen atau di atas standar WHO lima persen. Tingkat keterisian rumah sakit sebesar 31 persen atau di bawah standar WHO sekitar 60 persen. Keterisian isoter di wilayah DKI Jakarta secara umum berada di rata-rata 28,93 persen.