Kedatangan Jokowi di Tasikmalaya Disambut Dengan ‘Yel-Yel Prabowo’
TASIKMALAYA,Harnasnews.com – Kedatangan presiden Joko Widodo ke Tasikmalaya Jawa Barat disambut dengan yel-yel Prabowo oleh ratusan masyarakat yang sejak lama menunggu kedatangan orang nomor satu di negeri ini.
Bahkan masyarakat rela mengantri di tepi jalan dibawah rintikan hujan. Sunandar (35) warga Manonjaya mengaku bukan sebagai pendukung salah satu paslon capres. Namun setelah merasakan dinamika politik di dalam negeri yang dinilai banyak ketidakadilan, ia merasa terpanggil untuk menentukan pilihan politiknya.
“Jujur aja kang, saya sudah lama tidak suka dengan politik. Karena banyak ketimpangan, tapi setelah saya amati beberapa kasus hukum yang menjerat lawan politik dari penguasa begitu agresif, kami sebagai masyarakat terpanggil untuk menyuarakan keadilan. Kalau diamati rezim saat ini tak ubahnya seperti era orde baru,” ujar Sunandar yang mengaku pernah mengenyam bagku kuliah jurusan sospol di salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung ini saat ditemui garudanews.id, Rabu (27/2).
Dikatakannya, banyak kejanggalan dalam proses hukum yang terjadi saat ini. Namun demikian, masyarakat tidak dapat berbuat banyak. Karena, ketika ada yang vokal, kata dia, masyarakat harus berurusan dengan pihak berwajib.
“Kami bukan politisi, keberadaan masyarakat di tepi jalan ini untuk menyerukan yel-yel Prabowo, karena tidak ada pilihan lain. Pilpres sekarang hanya diikuti oleh dua pasangan. Karena selain Jokowi hanya Prabowo, maka masyarakat tidak ada pilihan selain untuk mendukungnya dan segera berganti kepemimpinan agar kedaulatan negara benar-benar terwujud,” tandasnya.
Seperti diketahui, kedatangan presiden Presiden Joko Widodo
di Ponpes Miftahul Huda, Kecamatan Manonjaya Kab Tasikmalaya, Rabu (27/2).
Dalam rangka penyerahan kredit usaha rakyat (KUR) Ketahanan Pangan dan Aksi Ekonomi untuk Rakyat senilai Rp 34,5 miliar kepada 630 debitur.
Presiden mewanti-wanti agar Kredit Usaha Rakyat (KUR) .yang sudah diterima petani jangan digunakan untuk kebutuhan konsumtif, misalnya untuk beli perhiasan atau kendaraan bermotor.
”KUR harus digunakan untuk hal hal yang produktif sesuai rencana kredit yang diajukan misalnya bertani atau beternak. Nanti pengembaliannya kan bisa diambil dari penjualan hasil panen atau beternak, sisanya merupakan keuntungan dan bisa diputar lagi,” pesan Presiden. (Kom/Grd)