MALANG,Harnasnews.com – Koramil 0818\04 Ngantang bersama Muspika menyelenggarakan giat kemasyakatan di Balai Desa Ngantru Kabupaten Malang, Kamis (11/6/2020).
Mengambil tema “ Bergandengan tangan membangun negeri memperkokoh persatuan ”. Komunikasi sosial ini, dibuka oleh Komandan Koramil 0818\04 Ngantang Kapten Arm TNI Heru Santoso, sekaligus wawasan bela negara memaparkan potensi “Ancaman Radikalisme dan Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta)”. Kapten Arm Heru Santoso sekaligus menjadi Keynote Speaker, menjelaskan dalam seminar ini tentang “Peran semua elemen masyarakat Dalam Menangkal Bahaya Radikalisme dan Proxy War”.
“Bela Negara di Era Revolusi Industri 4.0”.
Kapten Arm Heru Santoso menekankan arah kebijakan bela negara adalah menyiapkan warga negara agar mampu menghadapi ancaman dari luar yang membahayakan negaranya. Mampu mempertahankan kedaulatan negara jika dibutuhkan. “Seluruh rakyat Indonesia harus bersatu padu untuk mewujudkan konsep kekuatan bela Negara,” tuturnya.
Dalam kegiatan yang diikuti dari berbagai elemen masyarakat,dan ormas juga diputarkan film pendek alutsista Negara Republik Indonesia “Kegiatan diinisiasi oleh Kotamil 0818\04 Ngantang yang membawahi pendidikan bela negara dari tingkat bawah atau tingkat dini PAUD hingga elemen masyarakat luas. Tujuan kegiatan ini adalah dalam rangka mencetak dan membina kader bela negara di lingkungan masyarakat,” ujarnya.
Kapten Arm Heru berharap landasan mental Pemuda Indonesia adalah Pancasila. Karena saat ini ancaman tidak hanya dalam bentuk ancaman militer tetapi juga ancaman nirmiliter, seperti ancaman pola pikir (mindset) yang ingin mengganti Ideologi Pancasila dengan ideology dari luar.
“Usia ideal untuk menanamkan semangat bela negara adalah sejak PAUD dan TK. Jadikan Ideologi Pancasila sebagai dasar sehingga mampu menjadi filter jika ada paham dari luar yang ingin mengganti Pancasila,” ungkapnya.
Dijelaskan, tugas utama pendidikan bela negara adalah membangun watak dan karakter. Wawasan bela.negara salah satunya adalah menarik keluar potensi perilaku yang baik . “Yang harus dimiliki Indonesia adalah karakter manusia dan karakter pemerintah yang baik, karena wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang banyak sudah dimiliki,” ungkapnya.
Heru menegaskan bahwa Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 ditandai dengan tercerabutnya akar budaya manusia. Negara sudah tidak memiliki batas (borderless). Maka dari itu negara harus hadir dalam kehidupan masyarakat, terutama dalam mengontrol SDA yang menjadi kebutuhan orang banyak. (Teddy/Joko)