“Kita penting melakukan pemantauan pertumbuhan pada anak. Jadi kalau kita lakukan secara teratur, bisa kita deteksi secara dini dari risiko menjadi obesitas. Untuk balita ditimbang setiap bulan, kalau lebih dari plus 1 standar defiasi, itu sudah kelebihan berat badan,” kata Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Lovely Daisy dalam Konferensi Pers: Situasi Terkini Obesitas di Indonesia di Jakarta, Selasa.
Daisy menekankan bahwa pengukuran tumbuh kembang anak setiap bulan menjadi hal yang amat penting dalam mendeteksi gangguan atau anomali dalam pertumbuhannya. Dalam hal ini, orang tua ditekankan supaya rutin membawa anak diperiksa ke posyandu sesuai waktu yang ditentukan.
Di sana, anak akan mendapatkan pemeriksaan antropometri yang mencakup penimbangan berat badan, pengukuran panjang badan atau tinggi badan, lingkar lengan atas dan lingkar kepala yang dicatat serta diplot dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) dalam buku KIA.
Hasil pengukuran akan didata oleh para kader dengan menggunakan ceklist (tanda centang) perkembangan sesuai usia dalam buku KIA. Pendataan sangat bermanfaat untuk menginterpretasikan hasil pemantauan tumbuh kembang anak, supaya bisa memberikan penjelasan mendetail pada orang tua.
Bila ada balita yang terindikasi memiliki berat badan lebih, maka kader posyandu biasanya akan segera memberikan surat rujukan ke puskesmas guna dikonfirmasi status gizinya serta diberikan tata laksana masalah gizi dan penyakit penyerta.