“Jadi satu katanya adalah kewaspadaan bersama, artinya masyarakat ataupun pemerintah harus waspada. Yang harus kita waspadai yaitu melakukan dan mencegah penularan serta yang kedua mengendalikan,” kata Syahril dalam Siaran Sehat Bersama Dokter Reisa yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Syahril menuturkan bahwa naik turunnya (fluktuasi) kasus COVID-19 merupakan hal yang wajar dan perlu disikapi sebagai sebuah bagian dari dinamika pandemi.
Di Indonesia pada bulan Juni 2022, kata dia, kasus positif kembali mencetak angka tertingginya sebanyak lebih dari 2.000 kasus. Namun dalam beberapa hari ini, kasus kembali berada pada angka 1.000 lebih kasus.
“Jadi dalam empat hari berturut-turut, angka itu sudah di bawah 2.000. Terakhir (pada hari ini) adalah 1.434 kasus. Satu sisi kita tetap harus waspada, naik memang tidak banyak kemudian naik turun juga. Apalagi yang dirawat di rumah sakit juga masih rendah,” kata dia.
Dia menambahkan bahwa DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi yang harus benar-benar waspada akan fenomena fluktuasi kasus tersebut, mengingat jumlah kasus beserta keterisian di rumah sakit (BOR) termasuk yang paling tinggi dibanding daerah lainnya meski angka kematian Jakarta berjumlah nol kasus.