Kemenperin Dukung Industri Furnitur Tingkatkan Daya Saing
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan kebijakan dukungan Kemenperin, di antaranya jaminan pasokan bahan baku dan bahan penolong, peningkatan kemampuan teknologi dan kapasitas SDM, insentif perpajakan, pengembangan desain, serta fasilitasi keikutsertaan dalam pameran.
“Hal ini juga untuk mengurangi ketergantungan akan produk impor yang mencapai 495,7 juta dolar AS pada 2022,” ujar Menperin Agus lewat keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Menghadapi tantangan dan kendala pada industri furnitur, lanjut Agus, subsektor tersebut harus memanfaatkan momentum pasar dalam negeri yang ekspansif sebagai peluang penguasaan pasar dalam negeri.
Agus mengungkapkan Kemenperin memiliki dua strategi dalam upaya meningkatkan daya saing industri furnitur di kancah internasional.
Pertama, upaya pengalihan pasar ekspor terdampak resesi ke pasar domestik. Strategi ini dapat dilakukan secara efektif mengingat konsumen furnitur dalam negeri, terutama kelas menengah, terus bertambah seiring membaiknya industri properti dan bisnis hospitality.
Hal ini juga didukung dengan konsumsi belanja pemerintah melalui pemanfaatan produk dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sesuai dengan Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Ini memberikan kesempatan bagi pelaku industri furnitur dalam meningkatkan penguasaan pasar dalam negeri.
Strategi selanjutnya adalah perluasan tujuan ekspor ke pasar non-tradisional. Menurut Menperin, di saat pasar tujuan ekspor tradisional saat ini masih terganggu akibat resesi, pasar non-tradisional sangat potensial untuk dikelola, misalnya India dan kawasan Timur Tengah yang pertumbuhan sektor propertinya masih relatif stabil.
Selain itu, untuk mendukung penyediaan tenaga kerja terampil, Kemenperin mencetak sumber daya manusia (SDM) terbaik di industri furnitur melalui pendirian Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal, Jawa Tengah.