Kementerian PUPR Lakukan Langkah Antisipasi Banjir Pada Musim Hujan 2018-2019
Dalam pembangunan infrastruktur fisik, tantangan yang dihadapi adalah masalah sosial dalam pengadaan tanah. Sebagai contoh Kementerian PUPR memiliki program normalisasi Sungai Ciliwung dengan pembangunan tanggul sungai sepanjang 33 km, namun saat ini baru selesai sepanjang 17 km.
“Pada tahun 2019, kami belum menganggarkan untuk normalisasi Sungai Ciliwung karena ketiadaan lahan yang bebas. Namun apabila Pemerintah DKI Jakarta telah memulai pembebasan lahan kembali, maka kami siap untuk menganggarkan untuk konstruksinya,” jelasnya.
Dalam pengelolaan banjir di Jakarta, Kementerian PUPR juga tengah membangun dua bendungan kering yakni Bendungan Ciawi yang membendung Sungai Ciliwung dan Sukamahi yang membendung Sungai Sukabirus yang merupakan anak Sungai Ciliwung. Kedua bendungan bermanfaat mengurangi 30% debit puncak di kedua Sungai tersebut sehingga berkontribusi mengurangi debit air Sungai Ciliwung yang masuk Jakarta. Kedua bendungan ditargetkan rampung pada tahun 2020.
Mitigasi bencana banjir juga memerlukan2 kerjasama dengan Kementerian/Lembaga lain karena2 dilakukan dari hulu hingga hilir sungai. Di samping itu peran serta masyarakat juga diperlukan seperti merubah cara tanam di lereng bukit melalui penggunaan terasering.
Upaya nonfisik juga dilakukan Kementerian PUPR berupa penggunaan sistem prakiraan banjir serta peringatan dini, pemetaan kawasan beresiko banjir, peningkatan kesadaran masyarakat, penyiapan peralatan untuk keperluan pengelolaan banjir, penyiapan bahan banjiran.
Selain itu, seluruh balai/balai besar wilayah sungai juga telah menyiapkan alat peralatan sebanyak total 657 unit peralatan yang terdiri 122 excavator, 51 amphibious excavator, 96 dumptruck, 23 trailer truck, 75 pick up, 74 mobile pump, 196 perahu karet dan 20 mesin outboard. Untuk bahan banjiran, Ditjen SDA juga menyiapkan 242.633 buah kantong pasir, 5.968 buah geobag dan 41.798 buah kawat bronjong.
Pada kesempatan tersebut turut hadir Direktur Bina Operasi dan Pemerihaaraan Agung Djuhartono, Direktur Sungai dan Pantai Jarot Widyoko, Direktur Irigasi dan Rawa Mochammad Mazid, Direktur Bina Penatagunaan SDA Fauzi Idris, dan Kepala Pusat Bendungan Ni Made Sumiarsih. (Red/Ed)