Berdasarkan keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, dalam pertemuan Clean EDGE Trade Mission Agenda yang diselenggarakan di Jakarta, Kepala OIKN juga membahas peluang kerja sama antara Indonesia dan Amerika Serikat di bidang energi, terutama untuk menjelaskan perencanaan dan kebutuhan energi terbarukan untuk ibu kota baru.
“IKN didesain menjadi kota yang hijau, inklusif, cerdas, tanggung, dan kota hutan yang berkelanjutan,” kata Bambang.
Ia menjelaskan rencana penerapan energi hijau (green energy) di IKN. Sistem tenaga listrik yang dirancang dengan sumber energi hijau dikembangkan dalam tiga tahap. Jangka pendek (2022—2023) PV Rooftop, EV Support di tempat umum dan komersial, perumahan, industri, dan stasiun pengisian daya.
Pada jangka menengah (2024—2025) Wind Farm kapasitas 70 MW pada 2024 dan Solar Farm kapasitas 50 MW pada tahun 2025. Dalam jangka panjang (2026—2045) akan dibangun pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas 910 MW pada tahun 2028.
“Setidaknya terdapat tiga konsep yang akan diterapkan dalam mengembangkan kota,” ucapnya.
Konsep yang pertama adalah Kota Hutan yang didominasi oleh bentang alam dengan struktur hutan yang berfungsi sebagai ekosistem untuk menciptakan kehidupan bersama alam.
Selanjutnya adalah konsep Kota Spons, yakni dengan meningkatkan daya serap air untuk mengurangi risiko banjir dan meningkatkan kualitas dan kuantitas air bersih. Berikutnya, Kota Pintar, yaitu kota dinamis, inklusif, didukung oleh masyarakat, dan siap menghadapi masa depan.